Hidayatullah.com–Amerika Serikat, melalui Duta Besar nya di Indonesia, Ralph Boyce telah memberitahu Kapolri, Da’i Bachtiar bahwa AS akan memberikan aksesnya pada pemerintah Indonesia untuk memeriksa Hambali.
Ralph Boyce memaklumi sikap polisi Indonesia yang akan memeriksa Hambali, yang yakini aparat keamanan Indonesia sebagai Ketua Operasi Jama’ah Islamiyah (JI), kelompok yang sampai saat ini belum jelas sosoknya.
Seperti dikutip Martyn Natalegawa, Ralph Boyce telah memberitahukan Kapolri, Jenderal Da’i Bachtiar bahwa polisi Indonesia akan dibenarkan bertemu dan memeriksa Hambali.
Hambali ditangkap dan ditahan di Ayutthaya, Thailand, pada 11 Agustus lalu sebelum kemudian diserahkan pada pihak AS. Hambali turut dipersalahkan sebagai agen Al-Qaidah dan dianggap sebagai pemimpin JI, yang hingga kini belum jelas bentuknya .
JI bahkan dituduhkan sebagai kelompok yang bertanggungjawab melakukan berbagai serangan bom, termasuk di Bali dan hotel JW Marriott bulan lalu. Karenya, Indonesia meminta AS agar bisa memberi akses untuk memeriksa, setidaknya mengadilinya..
Ba’asyir dan Al-Faruq
Tahun lalu, aparat keamanan Indonesia menangkap seseorang bernama Umar Al-Faruq yang dipercayai sebagai tangan kanan Usamah Bin Ladin di sebuah tempat di Bogor sebelum kemudian diserahkan kepada AS.
Melalui akses AS, pria yang kabarnya ditahan di markas tentera AS di Bagram, Afghanistan ini, kemudian sempat diintrograsi aparat kepolisian Indonesia. Kepada aparat, pria yang tidak jelas hingga kini ini, tak urung, kemudian menyebut beberapa nama tokoh dan ulama Indonesia yang pernah ditemuinya, di antaranya, pengasuh Ponpes Al Mukmin, Ngruki Solo, KH. Abu Bakar Ba’asyir.
Atas keterangan sepihak ini, polisi kemudian menuntut Ba’asyir dengan tuduhan peledakan bom di sejumlah gereja, tindak pidana makar dan rencana melakukan pembunuhan terhadap Presiden Megawati. Meski hingga kini belum ada bukti keterlibatan Ba’asyir dengan sejumlah peledakan bom dan tindakan makar, jaksa penuntut umum tetap akan menuntutnya 15 penjara. Dan sosok Al-Faruq tak pernah didatangkan dan didengar pengakuannya di depan masyarakat hingga kini. (afp/ap/cha)