Hidayatullah.com–Pria berusia 21 tahun itu mendekam selama dua tahun di sana. Setelah dibebaskan, Abdurahman mengaku pernah mengikuti kamp pelatihan yang dikait-kaitkan dengan Al-Qaidah. Pernyataan tersebut disampaikan Abdurahman pada jumpa pers di Toronto, Kanada, sehari setelah dibebaskan.
Abdurahman menjelaskan, pelatihan tersebut diadakan di Afghanistan selama tiga bulan pada 1998. Namun, ia menegaskan dirinya bukan simpatisan Al-Qaidah. Karena itu, Abdurahman mengatakan, satu-satunya alasan yang membuatnya dilempar ke sel Guantanamo adalah fakta bahwa dirinya keturunan Arab.
Abdurahman ditangkap tentara Afghanistan pada Oktober 2001. Dia kemudian dipindahkan ke sel Guantanamo hingga akhir November silam. Anehnya, setelah dibebaskan, pemerintah AS menolak mengembalikannya ke tempat tinggalnya di Kanada. Dia malah dikirim ke Afghanistan. Namun, dia berhasil pulang sendiri ke Kanada.
Abdurahman kembali ke Kanada semalam dan mengatakan hukuman penjara atas dirinya menyatakan tidak bersalah.
Sebuah stasiun televisi CBC menyiarkan gambar-gambar Abdurahman saat dia tiba di Lapangan Terbang Toronto.
Abdurahman mengatakan, selepas pihak berkuasa AS membebaskan dia pada bulan lalu, mereka enggan mengantarnya pulang ke Kanada tapi justru dikirim menaiki sebuah pesawat ke Afghanistan.
“Tidak ada apa-apa yang dapat menunjukkan bukti atas saya,” katanya kepada CBC. Abdurahman enggan memberitahu bentuk layanan yang diterimanya di Teluk Guantanamo.
Kelompok pejuang hak asasi manusia (HAM) mengkritik AS karena menahan para tahanan tanpa dakwaan yang jelas.
Hubungan Ottawa dan Washington turut tegang selepas seorang warga Kanada diusir dari New York ke Suriah dan kemudian ditahan di penjara negara itu.
Abdurahman mengatakan, dia pergi dari Afghanistan melalui Iran ke Turki dan kemudiannya ke ibu kota Sarajevo, Bosnia di mana kedutaan Kanada mengeluarkan satu dokumen perjalanan kepadanya. (rtr/lp6/cha)