Hidayatullah.com–Bulan ramadhan nampaknya tak menghentikan pasukan AS melakukan pembantaian warga Iraq. Dikabarkan, pasukan AS bahkan terus mengepung beberapa kota yang menurutnya dianggap sebagai pusat gerakan perlawanan.
Konflik yang melibatkan pasukan keamanan AS dan Iraq dengan kelompok perlawanan di Fallujah dikabarkan juga makin panas, Minggu (17/10). Baku tembak jarak dekat antara kedua belah pihak itu terjadi sepanjang malam. Bahkan, menurut saksi mata, satu sama lain bisa saling berteriak dan mengancam. “Keluar kalian dan hadapi kami, pengecut!” teriak seorang tentara AS melalui pengeras suara di daerah Jolan. Lebih dari 1.000 personel pasukan keamanan AS dan Iraq telah mengepung Fallujah sejak tiga hari lalu. Pemerintah Irak juga meminta warga Fallujah untuk ikut mengusir kelompok perlawanan itu.
Di bawah Saddam
Sabtu lalu, pasukan AS juga melakukan serangan terhadap tiga gereja Kristen di ibu kota Iraq, Bagdad. Serangan militer AS membuat 650 ribu warga Kristen Iraq sangat tertekan. Lima gereja dikabarkan hancur ketika Sabtu pagi pasukan AS melakukan serangan. Meski tak ada yang terluka, namun gereja itu rusak parah.
Minoritas warga Kristen Iraq mengaku justru merasa aman ketika dibawah rejim Saddam Hussein. Tetapi mereka juga tertekan karena adanya anggapan masyarakat muslim bila dia bekerja sama dengan AS.
Sejak serangan AS ke negeri itu, banyak warga Kristen meninggalkan Iraq dalam beberapa bulan terakhir ini. Menurut keterangan pemerintah sekitar 40 ribu warga Kristen meninggalkan Iraq setelah serangan terakhir terhadap gereja Agustus lalu.
Namun tindak kekerasan oleh AS tidak hanya terjadi pada warga Kristen. Serangan militer terhadap Fallujah setiap hari semakin yang terus meningkat justru menjadikan korban warga sipil Iraq, khususnya kaum muslimin. Sadr City, misalnya, yang selama ini terus dibom AS, justru merupakan perkampungan kaum Syiah. (dww/cha)