Hidayatullah.com–Belum lagi duka menimpa saudara kita di Aceh, ratusan korban baru kembali berjatuhan di Fallujah. Di kota sebelah barat ibukota Bagdad, Iraq. Seperti dikutip Al Jazirah.com, korban sipil Iraq yang gugur itu diperkirakan mencapai 700 nyawa.
Dr. Samir Sholih Al `ani, ketua tim Investigasi Orang Mati, menyebutkan, regu penolong darurat yang di kerahkan rumah sakit umum Falujah telah berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 700 mayat warga sipil Falujah.
Mayat mayat tersebut ada yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan dan juga ada yang tergeletak di jalan jalan umum dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Pada tubuh mayat mayat itu kebanyakan terdapat luka luka bakar senjata kimia.
Dalam keterangan persnya kepada wartawan Al Ghad, asal Yordania pada hari selasa (4/01), Dr. Samir Sholih mengatakan, “Bahwasanya dari 700 mayat itu, terdapat 504 mayat yang terdiri dari anak anak, orang tua dan para wanita. Mereka semua adalah penduduk Falujah yang tewas oleh senjata pasukan Amerika. Padahal mereka saat itu lagi berada di rumah rumah mereka.”
Menurut koran itu, pasukan Amerika sepertinya sengaja mengarahkan senjata mereka ketempat pemukiman penduduk, padahal mereka tahu dalam rumah rumah yang akan di bom itu terdapat ratusan warga sipil yang tak berdosa.
AS membombardir kawasan itu tanpa memberikan peringatan sebelumnya kepada warga sipil serta memberikan kesempatan kepada warga sipil untuk meningalkan kota.
Menurut salah seorang tim dokter Iraq, banyak di antara mayat mayat itu yang bentuk nya sangat mengenaskan, karena terkena radiasi senjata kimia. Tim dokter juga menemukan mayat seorang perempuan yang mana tubuhnya penuh dengan bacokan, baik di kepala, dada maupun pahanya.
Sepertinya wanita itu di bunuh dengan sengaja oleh serdadu AS dari jarak yang amat dekat dan juga sebagai ajang latihan, ujar media itu
Menurut beberapa tim dokter, jumlah korban sepertinya akan terus bertambah, karena tidak memungkinkan bagi tim penolong untuk mengevakuasi semua mayat yang ada.
Banyak diantara mayat mayat itu yang langsung di kubur di tempat, di tambah lagi, masih banyak mayat mayat yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
Masih menurut sumber Al Jazirah, di depan pintu gerbang sebelah barat kota Falujah terdapat antrian panjang penduduk. Mereka antri dari pagi sampai sore, dengan tujuan agar di perbolehkan masuk kembali ke dalam kota Falujah.
Sayangnya, izin masuk baru mereka dapatkan kalau memenuhi persyaratan yang ada serta memperlihatkan dokumen yang menunjukan bahwa mereka adalah penduduk asli Falujah.
Walaupun telah memenuhi segala persyaratan yang ada, mereka tidak bisa langsung masuk kota, kecuali harus melewati pemeriksaan yang amat ketat dari Pasukan Amerika.
Para penduduk yang sudah mendapatkan izin masuk tidak tahu harus berbuat apa, karena pemandangan kota Falujah amat memilukan, semuanya rata dengan tanah begitu juga dengan tempat tinggal mereka, padahal cuaca lagi dingin-dinginnya. (Al Jazirah.com/Ibnu Rusli/cha)