Hidayatullah.com–Sebuah bom yang ditanam kelompok pejuang Taliban meledak dan menghancurkan lima truk tangki minyak milik militer AS di Afghanistan, kemarin. Kejadian itu melukai tiga pengemudi truk tersebut. Ledakan menjelang fajar itu menghancurkan satu truk yang diparkir di luar markas udara Kandahar, markas utama militer AS di selatan Afghanistan dan mengakibatkan empat truk lain terbakar.
"Tiga sopir truk terluka sangat parah dalam insiden tersebut," kata Jenderal Muslim Hamid, komando satuan militer untuk Provinsi Kandahar sambil menambahkan bahwa semua korban adalah warga Pakistan.
Salah satu korban luka, Sher Alam, mengatakan kepada Associated Press bahwa dia terbangun ketika mendengar ledakan pertama dan langsung menyelamatkan diri.
"Saya sedang tidur saat itu, tiba-tiba saya mendengar ledakan. Ketika terbangun, tepat di hadapan saya api membubung tinggi dari truk yang parkir di sebelah saya. Kami semua berlarian dan kemudian ada ledakan lainn," kata Alam yang kaki dan tangannya terluka karena reruntuhan truk. Alam mengatakan sudah menunggu 10 hari di tempat itu untuk mendapat giliran masuk ke markas yang dijaga ketat tersebut.
Hamid mengatakan, tentara AS tiba di tempat kejadian setelah ledakan memicu kebakaran. Hingga saat ini belum ada pihak yang ditangkap, namun tuduhan pertama langsung lari ke Taliban. "Taliban melakukan aktivitas teror itu," katanya. Serangan meningkat
Sebelumnya, semenjak musim dingin, serangan terhadap pasukan AS cenderung menurun setelah kelompok pejuang gagal melancarkan kampanye mereka untuk menggangu pemilu Oktober tahun lalu. Namun, aktivitas masih berlanjut akhir tahun lalu dan memicu spekulasi bahwa gerakan itu mungkin akan berusaha menemukan anggota dan sumber daya baru.
Berdasarkan keterangan kepala distrik, Wazir Mohammad, serangan ke truk minyak tersebut datang sehari setelah Taliban memicu ledakan dengan peralatan remote control yang melukai sembilan tentara pemerintah Afghanistan di mobil yang melintas di Provinsi Zabul. Juru Bicara Taliban, Abdul Latif Hakimi, membenarkan bahwa mereka berada di balik dua serangan tersebut.
Rezim Taliban yang digulingkan oleh AS akhir 2001 telah mengingatkan penduduk lokal agar tidak membantu atau bekerja sama dengan militer yang dipimpin AS. Dalam serangan mendadak 1 April, anggota kelompok pejuang menghabisi tiga pengemudi truk Pakistan yang membawa suplai untuk militer AS di Kandahar.
Kelompok pejuang Afghan menolak laporan yang menyatakan, mereka berkonsiliasi dalam pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan dan mengatakan bahwa mereka sudah melatih pelaku bom bunuh diri untuk menghantam pejabat pemerintah, kekuatan asing, dan pekerja sosial. (rtr/jp)