Jum’at, 29 Juli 2005
Hidayatullah.com–Perdana Menteri Israel Ariel Sharon sewaktu kunjungannya di Perancis dengan tegas menyerukan kepada keturunan Yahudi di Prancis untuk beremigrasi ke israel. Dalam 15 tahun mendatang Sharon ingin menarik hati satu juta warga keturunan Yahudi agar pindah ke Israel.
Seruan bernada sama beberapa bulan llu menyebabkan hubungan kedua negara sempat panas. Tetapi ketika itu Sharon menyatakan bahwa keturunan Yahudi Perancis bisa menghindari antisemitisme di negara tersebut dengan beremigrasi ke Israel. Sekarang hubungan itu tidak dikaitkan kembali.
Dalam reaksinya masyarakat Yahudi di Perancis menyatakan emigrasi ke Israel adalah pilihan pribadi manusia. Selain itu mereka menyatakan sangat penting untuk tetap mempertahankan elemen-elemen Yahudi dalam masyarakat Perancis. Prancis adalah negara Eropa yang paling banyak berpenduduk keturunan Yahudi, sekitar 600 ribu orang.
Eksodus
Ariel Sharon berusaha untuk menarik perhatian komunitas Yahudi di seluruh dunia untuk berbondong-bondong pindah dan merampas wilayah Palestina.
Sayangnya, aski intifadhah benar-benar membuat hidup kaum Yahudi di Israel menjadi tidak tenang. Ini disebabkan keengganan orang-orang Yahudi dunia untuk hijrah ke Palestina karena takut mati.
Setahun lalu, laporan resmi Israel menyebutkan, antara 700 ribu hingga sejuta orang Yahudi telah meninggalkan negeri itu sejak akhir September 2000. Katanya, mereka tidak mendapatkan rasa aman setelah meletusnya intifadhah al-Aqsha dan aksi-aksi fida’iyen (berani mati) yang dilakukan para pejuang perlawanan Palestina.
Menurut data yang dimiliki serta data dari departemen imigrasi dan kantor Pusat Data dan Statistik Israel, Dewan Zionis mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang meninggalkan Israel ke negera-negera barat melebihi jumlah mereka yang datang ke Israel sebagai pendatang baru. Ditambah lagi bahwa separo dari para pendatang baru ini bukan orang Yahudi.
Sementara jumlah orang Yahudi yang meninggalkan Israel, berdasarkan data dari Pusat Data dan Statistik Israel, selama dua tahun 2001 – 2002 jumlah merkea mencapai 19 ribu orang dalam setiap tahunnya.
Dari jumlah mereka yang meninggalkan Israel separo dari mereka adalah orang Yahudi yang sudah lama tiggal di Israel dan separohnya adalah pendatang baru yang meninggalkan Israel beberapa tahun setelah mereka hijrah ke sana.
Sejak meletus intifadhah al Aqsha 5 tahun lalu, jumlah pendatang baru ke Israel mengalami penurunan pesat yang tidak pernah terjadi sepanjang sejarah migrasi orang-orang Israel ke Palestina. Sementara tingkat orang-orang Yahudi yang meninggalkan Israel terus meningkat. (rnwl/cha)