Jum’at 2 September 2005
Hidayatullah.com—Menurut radio lokal Iraq, Nawa, acara prosesi pemakaman itu dilakukan di kota Sadr, di sekitar kota Baghdad, hari Kamis kemarin. Sumber tadi menambahkan, sampai saat ini pemindahan para korban dari sungai Tigris menuju rumah sakit kota Sadr masih terus berlanjut.
Presiden Republik Islam Iran, Mahmud Ahmadinejad, menyampaikan belasungkawa atas gugurnya ratusan warga Iraq di kota Kazhimain.
Ketua Parlemen Iran, Ghulam Ali Haddad Adil, juga menyampaikan belasungkawa atas gugurnya ratusan orang.
Pernyataan belasungkawa serupa juga disampaikan oleh Penguasa Uni Emirat Arab, Syeikh Khalifa bin Zaid Al-Nahayan, kepada Presiden Iraq, Jalal Thalebani.
Televisi Uni Emirat Arab melaporkan, Al Nahayan juga menyampaikan kesiapan pemerintah Uni Emirat Arab dalam membantu Iraq menghadapi peristiwa seperti yang terjadi di Kazhimain.
Sumber tadi juga mengkonfirmasikan penyaluran bantuan kemanusiaan dari pemerintah Uni Emirat Arab kepada para korban di Kazhimain, Iraq utara.
Pejabat pemerintah ikut menyalahkan Amerika sebagai penyebab banyaknya korban di tragedi Kazhimain.
Sebagaimana dilaporkan situs internet Al-Ahram Mesir, Salam al-Maliki mengatakan, tentara AS tidak memperbolehkan sejumlah mobil ambulans dan mobil milik Kementrian Transportasi untuk menolong para warga Iraq telah ikut menyebabkan bertambahnya korban mati dalam tragedi tersebut.
Mencapai 1000
Sebagaimana diberitakan musibah korban terinjak-injak dalam ziarah kaum Syiah di Baghdad utara mencapai seribu orang, kata pejabat kesehatan Iraq.
Insiden tersebut terjadi di sebuah jembatan sungai pada sat sekitar satu juta orang penganut Syiah tengah berjalan ke sebuah tempat yang dianggap keramat untuk melakukan upacara keagamaan.
Para saksi mata mengatakan, kepanikan yang terjadi mengakibatkan ribuan kaum Syiah saat menyeberangi satu jembatan dalam prosesi keagamaan saling dorong Rabu (31/8) setelah beredarnya desas-desus seorang pembom bunuhdiri akan melakukan serangan.
Desas-desus itu memicu desak-desakan yang menewaskan sekurang-kurangnya 695 orang.
Laporan itu merupakan konfirmasi tentang satu-satunya kerugian jiwa paling besar dalam satu peristiwa di Iraq sejak invasi pasukan asing Maret 2002.
Banyak dari korban, kebanyakan perempuan, anak-anak atau para orang usia lanjut tertindih atau tenggelam. Sampai hari ini sudah 816 orang dipastikan meninggal dalam kejadian ini.
Kelompok Sunni sering menjadikan warga Syiah sebagai sasaran konflik di masa lalu. Naum para pejabat Iraq mengatakan musibah ini tidak ada kaitannya dengan meraka.
Pihak pemerintah justru menyebut itu adalah ulang tangan-tangan asing yang tak ingin suasana damai di Iraq. (ap/bbc/irib/cha)