Senin, 28 November 2005
Hidayatullah.com—Jurubicara Al Ikhwan al-Muslimun menyatakan mereka meraih 28 kursi lagi dalam pemilihan parlemen, kata seorang jurubicara melanjutkan kemenangan spektakuler mereka kendatipun adanya aksi kekerasan dan intimidasi terhadap pemilih.
Issam al Aryan mengatakan hasil tidak resmi itu dihimpun dari masing-masing tempat pemungutan suara menyusul tahap kedua pemungutan suara Sabtu yang memberikan gerakan itu 28 kursi lagi setelah sebelumnya meraih 13 kursi dalam babak pertama.
Dalam tahap pertama pemilihan, gerakan yang secara resmi dilarang itu telah mengantongi 34 kursi.
Jika benar, perolehan terakhir akan membawa gerakan itu memperoleh 75 dari 454 kursi di parlemen setelah dua bulan pemilihan tiga tahap, yang menjadikan gerakan Islam itu merupakan satu-satunya kekuatan posisi yang kuat di negara tersebut.
Menariknya, sehari sebelumnya, Kepolisian Kairo sudah menciduk setidaknya 50 anggota gerakan Islam terbesar Mesir itu. Penangkapan dilakukan menjelang pemilihan Parlemen.
Sebagaimana dijelaskan polisi dan pejabat kelompok tersebut kemarin, penahanan dilakukan di lima propinsi. Seorang pejabat senior Ikhwan, Ali Abdel Fattah menjelaskan, anggotanya yang ditahan berperan aktif dalam kampanye pemilihan kelompok ilegal tersebut.
“Polisi kembali ke kebiasaan lama mereka mengejar Ikhwan,” jelas Fattah. Koordinator media Al Ikhwan al-Muslimun, Abdel Moneim Mohhamed mengkonfirmasikan penangkapan ini yang berlangsung di tiga propinsi Delta Nil, 15 di kota pelabuhan Alexandria, empat di selatan propinsi Qena dan satu di Fayoum sebuah kota di selatan Kairo.
Menurut Kemendagri, polisi meringkus 19 anggota Ikhwan 15 di Alexandria dan 14 di Qena. Tahanan, dijelaskan Kemendagri, berencana mengerahkan “para penjahat” ke TPS-TPS untuk menghambat pemilihan. (ant/afp/sib/cha)