Hidayatullah.com–Tel Aviv kembali dilanda krisis internal menyusul meningkatnya penentanagn terhadap mekanisme pertukaran tawanan dan jenazah antara Gerakan pejuang Hizbullah Libanon dan Zionis-Israel.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Qudsuna dari kawasan Palestina, para anggota Partai Kadima dan Parlemen Israel (Knesset) dalam konflik internal terbaru mereka mengancam tidak akan memberikan mosi kepercayaan kepada pemerintah PM Zionis Israel, Ehud Olmert bila tidak menentukan waktu penyelenggaraan Pemilu pendahuluan di tubuh Partai Kadima.
Olmert yang menjadi Ketua Partai Kadima ditekan oleh para anggota Partai Kadima menyusul skandal korupsi dan ketidakcakapan Olmert dalam perang 33 hari, tahun 2006.
Dengan menunda pemilu pemimpin baru Partai Kadima yang berdasarkan dengan kesepakatan Partai Buruh, Olmert berupaya mencegah pembubaran Knesset dan pelaksanaan pemilu prematur di Israel.
Terkait kasus skandal korupsi Olmert, Moris Talansky, saksi kunci kasus skandal Perdana Menteri Israel, dalam pernyataan terbarunya membenarkan kasus suap dalam pemilihan Olmert, dan mengatakan, "Dana itu digunakan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan Israel."
Dengan pernyataan Talansky yang juga pengusaha Yahudi asal AS, kasus skandal Olmert memasuki tahap baru yang akan memaksa Perdana Menteri Zionis Israel ini mengundurkan diri dari jabatannya. [irb/hidayatullah.com]