Hidayatullah.com– Taliban mengklaim sebagai pihak yang menembakkan setidaknya sembilan nuklir ke Kabul. Serangan tersebut terjadi di tengah persiapan negara tersebut menyambut pemilihan umum presiden kurang dari tiga pekan lagi. Serangan juga merupakan serangan terbesar di Kabul dalam beberapa tahun terakhir.
Taliban mengklaim beberapa saat setelah serangan tersebut menghancurkan sejumlah tempat di Kabul. Mereka mengatakan target serangan tersebut adalah markas-markas militer dan bandara.
Taliban telah bersumpah untuk mengacaukan pemilu tersebut. Mereka juga menyerukan pada seluruh warga negara Afghanistan untuk memboikot proses pemungutan suara. Pemilu tersebut adalah yang kedua sejak Amerika Serikat (AS) menjatuhkan mereka pada 2001 silam.
Kekerasan pada tahun ini telah mencapai tingkatan terburuk sejak 2001. Bahkan tindak kekerasan semakin meluas setelah ribuan prajurit Angkatan Laut AS melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Taliban di Helmand, sebelah selatan Afghanistan bulan lalu.
Polisi senior, Sayed Ghafar, mengatakan dua roket jatuh di kawasan diplomatik, Wazir Akbar Khan. Kantor Kedutaan Besar AS, Kedutaan Besar Inggris, dan markas besar NATO berada di tempat tersebut.
Sebuah roket jatuh di dekat rumah sakit yang terletak di dekat Kedutaan Besar AS. Sementara itu, roket lainnya jatuh di tempat-tempat yang berbeda.
Juru bicara ISAF mengatakan, pihaknya sedang menginvestigasi serangan tersebut. Akan tetapi sampai saat ini belum diketahui roket jenis apa yang dipakai oleh Taliban.
Sebelumnya, Senin (3/8), sebuah bom remote kontrol meledak di tengah konvoi polisi di Herat, Afghanistan sebelah barat. Bom tersebut menewaskan 12 orang, yang terdiri dari 10 orang penduduk sipil dan dua orang polisi. Sementara itu sebanyak 20 orang menderita luka. Sehari sebelumnya, tiga prajurit Amerika Serikat (AS) juga tewas dalam penyerangan di sebuah kompleks militan di Afghanistan sebelah timur. [ap/hidayatullah.com]
Ilustrasi: ap photo