Hidayatullah.com–Tiga orang milisi menyerang rumah penginapan yang biasa dipakai oleh PBB. Penghuninya kemudian ditembak mati. Dua orang keamanan warga Afghan dan seorang penduduk sipil ikut tewas dalam peristiwa ini.
Serangan ini 10 hari sebelum pemilihan presiden putaran kedua dilaksanakan. Taliban mengatakan, mereka melancarkan serangan ini
Selanjutnya, tembakan roket juga menghantam hotel bintang lima di kota itu, Serena.
Satu atau dua roket itu mendarat di halaman hotel yang biasa dipakai oleh para diplomat dan warga asing lainnya.
Tidak ada laporan orang terluka dalam insiden di Hotel Serena ini, tapi sekitar 100 orang di dalam hotel dibawa ke dalam ruangan yang aman saat asap memenuhi lobi hotel.
Ancaman Taliban
Serangan ke rumah penginapan PBB ini terjadi pagi hari pukul 06.00 waktu setempat, kata polisi dan PBB.
Rumah penginapan Bekhtar biasa digunakan oleh PBB dan sejumlah organisasi internasional lainnya.
Kedutaan AS mengkonfirmasi, salah satu korban tewas adalah warga negara Amerika.
Juru bicara pejuang Taliban Zabiullah Mujahid mengaku, pihaknya bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah wawancara telepon dengan kantor berita Associated Press.
Dia mengatakan, tiga orang Taliban dengan rompi bom bunuh diri, granat, dan senjata mesin, telah melancarkan serangan tersebut.
Juru bicara PBB Aleem Siddique mengatakan kepada BBC, baku tembak dan sebuah ledakan terjadi saat para pegawai PBB mencoba keluar. Jalanan selanjutnya diblokade oleh kepolisian.
Tiga penyerang itu kemudian ditembak mati dan insiden serangan berakhir sekitar pukul 08.30 waktu setempat.
Tidak dapat diketahui secara pasti ada berapa banyak orang di dalam rumah tersebut. Bangunan tersebut dikepung oleh api.
Salah seorang warga asing yang tinggal di Kabul mengatakan kepada BBC kalau serangan itu melibatkan banyak granat dan senjata otomatis.
”Saya melihat orang di atas atap, para penjaga keamanan dan seorang perempuan melompat turun dari balkon lantai dua setelah dia berteriak meminta tolong selama sekitar 5 menit. Kebanyakan tembakan itu secara acak, para penjaga itu menembak tanpa hasil,” katanya.
Kedutaan AS mengutuk serangan ini dengan mengatakan kalau hal itu ”mengagetkan dan menyedihkan”.
”Menyerang pekerja sipil tidak akan melemahkan determinasi kami untuk mendukung warga Afghan dan proses pemilu mereka,” kata Kedutaan AS.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghan Zemarai Bashary mengatakan, serangan itu sudah berakhir dan pasukan keamanan sepenuhnya mengontrol bangunan tersebut.
Bashary memuji operasi keamanan yang berjalan efektif dan mengharapkan tidak akan ada lagi serangan menjelang pemilihan presiden putaran kedua.
”Kami memperkuat sejumlah titik lemah dan meningkatkan keamanan di pusat kota,” katanya kepada BBC.
Tapi juru bicara Taliban mengatakan, mereka mengancam akan melakukan serangan terhadap setiap orang yang bekerja untuk pemilihan presiden putaran kedua antara penguasa saat ini Hamid Karzai dengan Abdullah Abdullah.
”Ini baru serangan pertama kami,” katanya.
PBB memegang peran penting dalam pelaksanaan Pilpres putaran kedua di Afghanistan. Terdapat peningkatan suhu di Afghanistan, menyusul kecurangan yang terjadi saat putaran pertama pemilihan presiden berlangsung. [bbc/hidayatullah.com]