Hidayatullah.com–Kelompok Muslim Yordan yang menamakan komunitas mereka sebagai Salafi, masuk kepada perdebatan runcing, mengenai boleh tidaknya berpartisipasi dalam Pemilu parlemen Yordan pada bulan November mendatang. Hal ini terjadi setelah salah satu tokoh mereka Masyhur bin Hasan Alu Salman berpendapat bahwa pemboikotan terhadap pemilu bukan perkara yang terpuji, sebagaimana dilansir Aljazeera.net (26/10).
Masyhur mengkritik pemboikotan Pemilu, dengan mengatakan,”Pemerintah telah meminta kepada kalian untuk mengikuti Pemilu, dan hal itu bukanlah keharaman. Janganlah kalian melakukan pemboikotan. Pemboikotan bukanlah ibadah. Adalah orang yang salah jika ia berfikir melakukan ibadah kepada Allah dengan melakukan pemboikotan.”
Hal yang sama dikatkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi, yang juga merupakan tokoh rujukan dalam komunitas ini. Ia menolak seruan Al Ikhwan Al Muslimun Yordan, yang mensosialisasikan pemboikotan Pemilu mendatang.
“Sesungguhnya Salafiyin tidak mendukung pencalonan untuk Pemilu, namun mereka memandang bahwa memilih siapa yang lebih utama dan lebih baik serta paling banyak positifnya dan paling minim negatifnya untuk maslahat umum adalah hal yang diperbolehkan.” Kata Ali Hasan kepada Al Jazeera.
Masih menurut Al Halabi, Syeikh Al Albani juga memiliki pendapat membolehkan berpertisipasi dalam Pemilu di saat itu, beberapa muridnya menyeselisihi dengan dengan menggunakan adab.
“Hari ini, sebagai dampak dari perkembangan pemikiran dan memandang sebagai maslahat umum, kami kembali kepada pendapat Syeikh Al Albani, tentang bolehnya mengikuti Pemilu parlemen.” Ungkap Al Halabi. [tho/jzr/hidayatullah.com]