Hidayatullah.com—Mantan Menteri Dalam Negeri Inggris, Jack Staw mendapat kecaman setelah mengatakan antan sebagian warga keturunan Pakistan di Inggris kurang bermoral dan menganggap gadis-gadis remaja berkulit putih sebagai sasaran empuk pelecehan seksual mereka.
Straw mengatakan remaja keturunan Pakistan tidak berbeda dengan remaja lain yang hidup di Barat. Kadar testosteron sedang tinggi dan itu perlu disalurkan.
“Namun mereka tidak bisa mencari gadis-gadis Pakistan,” kata Straw, yang juga pernah menjadi menteri luar negeri Inggris tersebut.
“Jadi mereka mencari di tempat-tempat lain dan mereka melihat remaja-remaja (berkulit putih) yang lemah ini. Mereka menganggap remaja-remaja ini sasaran empuk,” tambah Straw. “Para remaja putri ini diberi hadiah, narkoba, dan kemudian mereka diperkosa,” kata Straw.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah dua pria keturunan Pakistan dijatuhi hukuman penjara karena memperkosa beberapa remaja.
Straw mengatakan remaja keturunan Pakistan tidak berbeda dengan remaja lain yang hidup di Barat. Kadar testosteron sedang tinggi dan itu perlu disalurkan.
Belum lama ini pengadilan kota Nottingham menvonis penjara terhadap dua warga Inggris keturunan Pakistan dengan dakwaan membentuk gang kriminal dan pelecehan seksual terhadap gadis dan remaja putri Inggris. Menyusul keputusan ini, Straw mengklaim bahwa sejumlah warga keturunan Pakistan khususnya kalangan pemuda mengalami dekadensi moral.
Dalam wawancara terpisah dengan televisi BBC dan Sky News, Straw mengatakan, sejumlah pemuda keturunan Pakistan yang dikekang keras di lingkungannya khususnya soal interaksi dengan lawan jenis menjadikan gadis kulit putih sebagai mangsanya.
Pernyataan Straw yang juga pernah menjabat sejumlah posisi penting di pemerintahan Partai Buruh seperti menteri dalam negeri, luar negeri dan kehakiman langsung mendapat reaksi negatif dari masyarakat Inggris keturunan Pakistan. Kepada media massa lokal mereka menyebut statemen Straw berbau rasis.
Mereka menekankan, perilaku sejumlah kriminal yang dilakukan warga Inggris keturunan Pakistan tidak seharusnya digeneralisir kepada seluruh etnis ini. Seorang kriminal dan penjahat harus diperlakukan sebagai kriminal tanpa harus mengungkit-ungkit keturunan dan agamanya serta tidak memperluas masalahnya ke seluruh etnis asal penjahat tersebut, ungkap mereka.
Ia mengatakan ada bukti tentang jaringan dan pola kejahatan ini, namun dengan menyebut seluruh masyarakat bermasalah, tentu terlalu berlebihan.
Namun Mohammed Shafiq, direktur Yayasan Ramadhan, yang bergerak di bidang pemberdayaan remaja Muslim Inggris mengatakan, kasus-kasus perkosaan yang melibatkan pria-pria keturunan Pakistan tersebut didorong oleh rasisme di kalangan sebagian masyarakat keturunan Asia.
“Ada persepsi di kalangan anak-anak muda ini bahwa mereka tidak melihat wanita kulit putih setara dengan mereka, seberharga mereka, dan mempunyai moral yang sama tinggi dengan putri mereka, serta kakak dan adik perempuan mereka, dan saya kira itu salah” kata Shafiq.
Pada Jumat (7/1) kemarin Mohammed Liaqat (28 tahun) dan Abid Saddique (27 tahun) dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti bersalah melakukan tindakn pidana, termasuk perkosaan.
Liaqat dihukum minimal delapan tahun penjara sementara Saddique divonis 11 tahun penjara.
Keduanya disebut-sebut sebagi pemimpin geng yang melakukan serangan seksual terhadap para gadis berusia antara 12 hingga 18 tahun. Banyak di antara korban yang diberi minuman keras atau narkoba sebelum dipaksa melakukan hubungan seksual.[bbc/irb/hidayatullah.com]