Hidayatullah.com–Publik Mesir dan dunia, termasuk Amerika Serikat, dibuat terkejut dengan pidato Hosni Mubarak pada Kamis malam (10/2) yang menyatakan akan tetap menjabat sebagai Presiden Mesir hingga September. Namun keesokan harinya muncul kabar Mubarak menyatakan mundur.
Situasi tersebut menimbulkan pertanyaan di benak banyak orang.
Pada hari Kamis malam itu terjadi perseteruan sengit antara dua putra Hosni Mubarak, Alaa dan Jamal, di istana kepresidenan saat ayah mereka merekam pidatonya. Demikian menurut laporan koran pemerintah Mesir Al-Akhbar, sebagaimana dilansir Al-Arabiya (13/2).
Mubarak seharusnya mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato Kamis malam itu, sebagaimana naskah yang diberikan oleh pihak mliter kepadanya. Namun putranya yang bernama Jamal Mubarak beserta para pejabat yang setia kepada Hosni Mubarak, bersikeras ingin agar presiden mereka tetap bertahan hingga akhir masa jabatan pada bulan September.
Selama proses rekaman pidato Mubarak, Jamal dan Alaa terlibat silang pendapat yang sangat panas hingga nyaris terjadi perkelahian.
Menurut laporan Al-Akhbar, Alaa menuding Jamal menyeret negara Mesir dalam korupsi, dengan membantu teman-temannya meraih posisi puncak dalam dunia bisnis dan politik.
“Bukannya berusaha membantu ayahmu agar dihormati pada akhir masa hidupnya, kamu malah merusak citranya dengan cara seperti ini,” kata Alaa kepada saudara kandungnya Jamal, yang merupakan pemimpin komite kebijakan dalam Partai Nasional Demokrat yang berkuasa.
Perseteruan mereka begitu keras hingga hampir semua orang di dalam istana mendengarnya. Beberapa pejabat senior pemerintah dikabarkan berusaha melerai keduanya.
Menurut koran tersebut, Jamal meradang setelah mendengar rekaman pidato Hosni Mubarak malam itu, yang menyatakan akan mundur.
Para pejabat Amerika dikabarkan mengetahui isi rekaman tersebut. Tapi mereka tidak tahu bahwa Jamal memaksa ayahnya untuk mengabaikan rekaman itu dan membuat rekaman baru, yang kemudian ditampilkan di televisi pemerintah Kamis malam itu.
Sebelum pidato Mubarak ditayangkan, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama berbicara kepada audiensnya di Michigan bahwa mereka segera akan menyaksikan sejarah, yang mengisyaratkan bahwa Hosni Mubarak akan mundur.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa jam kemudian Obama mendengar berita yang membingungkan: Mubarak tidak mundur. Kelihatannya dia tidak mengetahui bahwa isi pidato pengunduran diri diubah oleh Jamal pada menit-menit terakhir.
Sebelumnya terdengar kabar bahwa Hosni Mubarak mengalami gangguan kesehatan serius dan sempat pingsan malam itu, sehingga pihak militer tidak ingin menekan pria berusia 82 tahun itu lebih keras. Baca berita sebelumnya Hosni Mubarak Dikabarkan Sakit Parah.
Menurut keterangan seorang pejabat senior Mesir, Mubarak seringkali menolak untuk mendengarkan masukan dari para pembantunya. Dia lebih mendengarkan saran yang dikemukakan oleh Jamal Mubarak.*