Hidayatullah.com–Seorang wanita Muslim mengatakan pada hari Rabu (16/3) bahwa dia menginginkan awak Southwest Airlines ditindak karena telah mengusir dia dari penerbangan disebabkan mengenakan jilbab.
Irum Abbasi, 31, kepada wartawan pada konferensi pers di luar bandara San Diego mengatakan bahwa dia dipaksa turun di San Diego dalam penerbangan menuju San Jose hari Minggu karena pramugari mencurigai dirinya.
Abbasi mengatakan, dia diberitahu bahwa seorang pramugari mendengar dia berkata pada ponsel: “Saatnya berangkat.” Ibu dari tiga anak yang berasal dari Pakistan ini mengatakan kepada wartawan bahwa dia berkata, “Saatnya berangkat”, ‘sebelum menutup telepon karena penerbangan hendak berangkat.”
Dia percaya, pramugari membuat asumsi tentang komentarnya karena dia mengenakan jilbab.
Setelah memeriksa di balik jilbabnya, petugas keamanan bandara mengakui kesalahan itu. Petugas menyatakan, seharusnya memang tidak perlu memeriksa dompet atau ponsel Nyonya Abbasi. Tapi mereka menolak mengizinkan Abbasi kembali ke pesawat, karena kru pesawat merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Abbasi kemudian memesan pada penerbangan berikutnya.
“Aku menangis,” kata Abbasi. “Aku hanya menangis. Saya telah tinggal di Amerika Serikat selama 10 tahun. Saya seorang warga negara Amerika Serikat.”
Juru bicara Southwest Chris Mainz mengatakan, maskapai telah meminta maaf kepada Ny. Abbasi dua kali, termasuk pada hari kejadian. Maskapai ini juga memberinya voucher untuk penerbangan di kesempatan lain.
Nyonya Abbasi mengatakan ia memberikan voucher kepada orang lain dan pada saat ini tidak ingin terbang dengan Southwest lagi. Dia bilang, dia menginginkan permintaan maaf tertulis dan jaminan bahwa awak akan ditegur.*