Hidayatullah.com—Jemaat Ahmadiyah Belanda mengakui bahwa Muhammad bukanlah Nabi terakhir. Sebagaimana dikutip Radio Nederland, Hibatun Noer Verhagen, Amir (Ketua) Ahmadiyya Moslim Djamaat Nederland atau Jemaat Ahmadiyah Belanda mengatakan, soal kenabian Mirza Ghulam Ahmad yang selama sering disembunyikan jemaat Ahmadiyah di Indonesia.
“Al-Quran mengajari kita bahwa ada dua macam nabi. Nabi yang membawa hukum yang jumlahnya sekitar tiga ratusan. Selain itu ada ribuan nabi yang tidak membawa hukum,” jelasnya.
Bagi orang Ahmadiyah, tambah Verhagen, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terbaik. Dan inilah terjemahan bebas dari kata Khatamun Nabiyyin.
“Khatamun Nabiyin bukan berarti nabi terakhir,” tandasnya.
“Nabi Muhammad SAW adalah nabi terbaik di dunia yang kitab sucinya adalah Al Quran dan Mirza Gulam Ahmad adalah nabi tanpa syariat. Dalilnya antara lain ada dalam hadis,” tuturnya.
Karena itu Verhagen merasa aneh kenapa orang tidak mau berdialog dengan warga Ahmadiyyah. Dalam hal ini ia mengkritik Indonesia dan negara-negara Islam lain seperti Pakistan yang menurut dia tidak mau berdialog dengan orang Ahmaddiyah.
“Di Indonesia dan di Pakistan dialog dengan orang Ahmadiyah dilarang,” katanya.
Menurut Ketua Ahmadiyah Belanda ini, tindakan tidak mau berdialog itu justru bertentangan dengan ajaran Islam.
“Islam menurut saya sinonim dengan kebebasan berpendapat, beragama dan berdialog. “Tidak ada paksaan dalam agama,” katanya mengutip terjemahan ayat al-Quran.
“Kita justru harus berdiskusi, berargumen dan saling mendengarkan,” tegasnya sekali lagi.
Verhagen menandaskan warga Ahmadiyyah di Belanda hidup bebas. “Mereka boleh membangun mesjid pertama di Belanda. Namanya masjid Mubarak,” tambahnya.
Verhagen menambahkan, warga Ahmadiyah di Belanda tidak dikejar atau diusik, karena mereka mematuhi hukum Belanda. “Kami mematuhi hukum negeri ini.”
Menurut Verhagen, warga Ahmadiyyah di Belanda diperbolehkan menerjemahkan dan menerbitkan buku dan melakukan kegiatan-kegiatan di mesjid.
Patuh pada pemerintah
Untuk memperkuat pendapatnya, Verhagen menyitir hadis (sebagaian menyebut ini hadits palsu) yang berbunyi; “Hubbul watan minal Iman” (mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Selain itu ia juga mengutip ayat al-Quran yang menyuruh umat menaati pemerintah atau Ulil Amri.
Tak lupa ia juga mengucapkan simpati pada Jemaat Ahmadiyyah di Indonesia “Kami merasa simpati kepada mereka dan kami juga berdoa buat mereka,” katanya.*