Hidayatullah.com–Libya menghadapi krisis kemanusiaan akibat pertempuran berat dan pasokan makanan yang tidak cukup. Demikian kata badan PBB, World Food Program (WFP), Rabu, (13/4).
Pada pertemuan para menteri luar negeri dari pasukan aliansi di Qatar hari Rabu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengatakan, 3,6 juta orang akan membutuhkan bantuan di Libya, lebih dari setengah populasi, pada saat pemberontak meningkatkan perjuangannya melawan pemimpin Libya Muammar Qadhafi.
“Libya menghadapi krisis kemanusiaan berkaitan pergolakan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata WFP dalam sebuah pernyataan. “Masa depan sistem distribusi pangan bersubsidi di Libya sangat mengkhawatirkan bagi WFP dan mitra ketahanan pangannya.”
Badan-badan itu bantuan telah berjuang untuk mencapai warga sipil di kota Benghazi dan Misrata. Penduduk dan pekerja migran telah menghadapi kekurangan bahan makanan dasar, kurangnya pasokan medis, air, dan listrik.
“Menurut informasi yang tersedia, terutama dari bagian timur negara itu, makanan yang biasa dikonsumsi tidak memadai pasokannya,” kata WFP.
“Ini berarti bahwa makanan kurang tersedia bagi masyarakat umum, serta kelompok rentan, dan jumlah mereka yang membutuhkan bantuan pangan dapat meningkat secara dramatis.”
WFP mengatakan, pelabuhan timur di Tobruk dan Benghazi yang dikuasai pemberontak,dilaporkan berfungsi sepenuhnya.
“Ada kebutuhan mendesak agar kapal-kapal komersial melanjutkan operasi di pelabuhan tersebut karena hal ini akan memfasilitasi pengiriman kemanusiaan dan impor barang-barang komersial dasar juga,” katanya.
Sebuah kapal telah membawa makanan yang cukup untuk 40.000 orang selama sebulan, disewa oleh WFP, mencapai Misrata pekan lalu.
“Akses ke Barat Libya terbatas dan WFP sangat memperhatikan untuk daerah yang tidak memiliki akses untuk memenuhi persediaan dasar,” katanya, dengan menambahkan sedang dilakukan konsultasi dengan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Libya, untuk mengatur pengiriman dan menyediakan bantuan kemanusiaan untuk daerah tersebut.*
Keterangan foto: Pertemuan para menteri luar negeri dari pasukan aliansi di Qatar.