Hidayatullah.com–Kantor berita setengah resmi Iran, FARS, hari Senin (12/9), melaporkan bahwa acara-acara televisi dilarang menampilkan cerita segitiga dan gambar pria setengah telanjang.
Tidak jelas apa yang memicu munculnya larangan itu. Iran TV yang memegang monopoli penyiaran di negara Syi’ah itu, mendedikasikan sebagian besar jam siarnya untuk menayangkan acara keagamaan dan pengumuman dari pemerintah.
Namun, beberapa tahun lalu pemirsa televisi Iran pernah menyukai opera sabun buatan lokal, yang menceritakan tentang seorang pria tua yang meninggalkan isterinya karena jatuh cinta pada seorang gadis muda.
Meskipun dilarang menampilkan cerita segitiga, namun pengecualian berlaku jika acara televisi itu mengecam kisah cinta segitiga.
“Menampilkan pria setengah telanjang dalam produksi Iran dan asing juga dilarang,” lapor FARS. Televisi juga dilarang menampilkan gambar campur-baur antara pria dan wanita “yang tidak perlu.”
Tidak jelas apakah larangan itu berlaku untuk program siaran olahraga.
Sejak terjadi revolusi di Iran tahun 1979, acara televisi dan film harus mengikuti aturan yang ditetapkan pihak penguasa. Siaran televisi tidak boleh menampilkan hubungan mesra antara pria dan wanita serta pakaian wanita yang melanggar adab kesopanan.
Larangan tersebut mendorong banyak orang Iran untuk mengambil siaran dari saluran televisi satelit ilegal.
Iran mengharamkan antena parabola pertengahan tahun 1990-an, dengan alasan untuk menghalau masuknya budaya Barat yang berusaha menyusupkan pesan-pesan immoral lewat program televisi.
Tapi, larangan itu diabaikan oleh Mohammad Khatami, pendahulu Mahmud Ahmadinejad, begitu ia terpilih menjadi presiden Iran pada tahun 1997.
Kelompok garis keras menerapkan lagi larangan tersebut, setelah Ahmadinejad diangkat menjadi presiden yang baru pada 2005. Dan awal tahun ini polisi melakukan operasi untuk melucuti antena-antena parabola.
Awal tahun ini pula media setempat melaporkan bahwa Iran juga melarang siaran yang menampilkan menu masakan ala Barat.*