Hidayatullah.com–Seorang siswa dari Sydney utara dipukuli habis-habisan dan dicaci-maki oleh lebih dari 20 murid sekolah karena ia beragama Islam.
Hamid Mamozai, usia 15 tahun, dipukuli puluhan kali oleh dua teman sekolahnya di Asquith Boys’ High School, pada hari Rabu (22/9), sementara teman-teman lainnya yang berada disekelilingnya bersorak dan meneriakkan ejekan berbau rasis.
“Mereka berkata ‘pukul lagi, pukul lagi, dia layak mendapatkannya, kamu teroris, pulang ke tempat asalmu, pergi sana ledakkan sesuatu’,” cerita Hamid kepada televisi Australia Channel 10.
Ia ditendang dengan lutut di wajahnya empat hingga lima kali, dan ditinju diwajah hingga 15 kali.
Hamid dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan pingsan dan mengalami pendarahan dalam, meskipun tidak luka serius.
Najia, saudara perempuan Hamid, mengatakan bahwa saudaranya telah menjadi korban kekerasan rasial di sekolah selama dua tahun, dan terguncang emosi dan jiwanya akibat hal itu.
“Dia ketakutan .. tidak mau keluar dari rumah,” kata Najia.
Ibu mereka, Husna, yang mengungsi dari Afghanistan akibat perang 20 tahun lalu, telah berulangkali menyampaikan keluhan kepada pihak sekolah tetapi tidak mendapat tanggapan.
“Saya hanya ingin tahu mengapa ini terjadi. Mengapa kepala sekolah tidak peduli bahwa murid-muridnya dianiaya. Mengapa mereka tidak menghentikannya? Saya ingin agar para orangtua lainnya mengetahui bahwa hal seperti ini terjadi,” kata Husna.
Sebagaimana dilaporkan Sidney Morning Herald (23/9), pihak sekolah Asquith Boys’ tidak mau memberikan komentar tentang masalah itu.
Menjawab pertanyaan SMH, Departemen Pendididkan mengatakan bahwa seorang siswa sudah diskor selama 20 hari dan mereka telah melaporkan kasus itu ke polisi.
Para guru segera menolong Hamid, menghubungi keluarganya dan memanggil ambulan saat peristiwa itu terjadi, kata seorang jurubicara.
Hamid dan keluarganya telah ditawarkan untuk mendapatkan bantuan konsultasi dan pihak sekolah mengatur pertemuan dengan ibu Hamid pada Jum’at pagi (23/9).
“Asquith Boys’ tidak mentolerir rasisme, menindak siswa yang melakukannya dan mendukung siswa yang menjadi korban,” kata jurubicara itu.
“Tindakan disipliner telah diambil atas para siswa yang melontarkan ejekan rasis untuk mencederai siswa tersebut. Olehkarena kasus ini masih dalam penyelidikan polisi, maka kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut.” pungkasnya.*
Keterangan foto: Hamid Mamozai [channel10]