Hidayatullah.com–Khawatir pemerintahan Presiden Bashar Al Assad tumbang, kaum Kristen Suriah memberikan dukungan untuk presiden mereka itu.
“Kami semua takut apa yang akan terjadi kemudian,” kata Abu Elias kepada New York Times, Rabu (28/9).
Kelompok Kristen Suriah khawatir pengganti Assad mungkin akan lebih buruk lagi.
“Sekarang kami di sini. Besok, siapa tahu apa yang akan terjadi,” kata Elias.
Sampai saat itu tidak kurang dari 2.700 telah terbunuh dalam aksi protes rakyat sejak bulan Maret. Pemerintah Suriah menyalahkan demonstran dari kelompok Islam atas tindakan represif yang diambil tentara. Mereka menuding kelompok Islam membunuh 120 tentara dan polisi.
Kekhawatiran itu cukup mendalam, sampai-sampai mereka menolak ajakan kelompok oposisi untuk memperjuangkan kebebasan yang lebih di negara itu.
“Saya tertarik dengan ajakan kalian tentang kebebasan dan menggulingkan penguasa,” kata seorang wanita Kristen Suriah kepada para wanita Kristen yang menentang pemerintah. Tapi kemudian ia mempertanyakan apa yang dimaksud dengan kebebasan itu.
“Jika rezim (penguasa) jatuh, apa kalian akan mendapat kebebasan? Kemudian seiap orang akan dikurung di rumahnya masing-masing, meratapi hari itu,” imbuhnya.
Kaum Kristen itu umumnya takut nasib mereka akan sama seperti Kristen Iraq.
“Dia kabur dari Iraq dan datang ke sini,” kata Elias, sambil menatap temannya yang baru setahun tinggal di Suriah.
“Tidak lama lagi, mungkin kami akan mengalami hal yang sama,” katanya.
Awal bulan ini, tokoh Katolik Maronit Bishara Boutros Al Rai mendesak agar jemaatnya di Libanon memberikan waktu kepada Assad untuk menepati janji reformasi di Suriah.
“Kami mengalami berada di bawah rezim Suriah. Saya tidak melupakan itu,” katanya.
“Kami tidak mendukung rezim itu, tapi kami takut peralihan setelahnya. Kita harus mempertahankan komunitas Kristen. Kita juga, harus berjuang,” tegasnya.
Namun ketakutan seperti itu tidak dialami oleh tokoh Kristen Suriah yang bergabung dengan oposisi, seperti Michel Kilo dan Fayez Sara.
Kekhawatiran bahwa Kristen akan diserang jika kelompok Islam berkuasa menggantikan rezim Al Assad, dibantah oleh seorang aktivis demonstran.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ia menceritakan tentang temannya di Damaskus, yang melarikan diri dan bersembunyi di pinggiran ibukota, saat dikejar-kejar pasukan keamanan. Temannya itu bersembunyi di sebuah rumah warga. Ketika situasi sudah aman, ia berpikir untuk berbohong mengenai identitasnya kepada si pemilik rumah. Tapi hal itu tidak dilakukannya. Ia lantas mengaku jika dirinya seorang Kristen. Dia terkejut, karena tuan rumah justru menerima kedatangannya dengan baik.
Mayoritas penduduk Suriah yang berjumlah 22,5 juta orang adalah Muslim (Sunni).
Bashar Al Assad berasal dari keturunan Alawi, salah satu sekte Syi’ah yang menguasai partai penguasa, Baath.
Jumlah penganut Kristen diperkirakan 10 dari total populasi. Tapi kabarnya, sekarang jumlah mereka kurang dari itu.*