Hidayatullah.com—Al Ikhwan Suriah hari Ahad (15/03/2012) mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk membentuk negara yang menghormati hak-hak asasi manusia dan partisipasi semua pihak.
Pemimpin Al Ikhwan Suriah Ali Sadreddin Bayanouni dalam konferensi pers di Istanbul mengatakan bahwa negara yang dimaksud adalah negara berbentuk republik yang dikuasai sipil dengan sistem pemerintahan parlementer, di mana semua rakyat diperlakukan secara sama tanpa memandang agama atau sukunya. Negara itu menghormati HAM, termasuk kebebasan beragama, berpikir dan berekspresi.
Pascarezim Presiden Bashar Al Assad, Suriah seharusnya dibangun dengan “dialog dan partisipasi,” kata Bayanouni.
Al Ikhwan Suriah menyerukan digelarnya dialog nasional yang mengikutsertakan semua etnis, kelompok agama dan politik yang ada di Suriah, untuk mempersiapkan masa setelah era Al Assad berakhir.
Bayanouni menyatakan keyakinanya bahwa pertemuan “Friends of Syria” selanjutnya akan dilaksanakan di Damaskus.
Bassam Ishaq, anggota Dewan Nasional Suriah yang berbasis di Istanbul kepada Al Arabiya mengatakan bahwa kelompok Al Ikhwan ingin menjadi bagian dalam sepakatan nasional pembentukan Suriah yang baru.
“Rezim [Assad-red] ini telah lama mengunakan Al Ikhwan sebagai ‘orang-orangan sawah’ untuk menakut-nakuti rakyat Suriah dan mengatakan kepada mereka bahwa penggantinya (Assad) nanti akan lebih buruk,” kata Ishaq.*