Hidayatullah.com—Rencana mendirikan sekolah Islam di Mernda, pinggiran tenggara negara bagian Victoria, Australia, terkendala akibat meningkatnya sentimen anti-Islam warga setempat. Mereka kuatir keberadaan masjid dapat menggangu dengan alasan yang sangat mengada-ada.
“Mereka takut akan ada sebuah masjid di sana atau mendengar suara panggilan doa-doa atau apa pun,” kata Penasihat John Fry, yang mendukung rencana tersebut, seperti dikutip The Sun Herald pada hari Selasa, (27/03/2012).
Seperti diketahui, sebuah sekolah Islam diusulkan dibangun di atas tanah budaya di Merna oleh Great Prophet Center, sebuah grup komunitas Islam. Namun penduduk menolak rencana itu dan mengumpulkan 2.000 tanda tangan untuk memveto usulan tersebut.
Ironisnya hanya 75 suara keberatan datang dari Mernda, sisanya, lebih dari 90 persen adalah keberatan yang dikoordinasikan melalui grup bernama Friends of Mernda Heritage Site. Bahkan dewan kota menolak proposal tersebut.
Namun umat Islam Victoria menuding para oposan dan pejabat dewan telah bertindak diskriminatif. Jubir Great Prophet Center, Hassan Al Khirsany menuding ada gerakan anti-Muslim mengobarkan ketakutan terhadap Islam.
“Kami percaya bahwa keberatan yang kuat terhadap rencana pendirian sekolah karena latar belakang kami,” ujar Hassan Al Khirsany dikutip The Sun Herald.
Umat Muslim yang sudah ada di Australia selama lebihdari 200 tahun mewakili 1,7 persen dari 20 juta penduduk. Islam adalah agama terbesar kedua setelah Kristen. Setelah tragedi 2001 lalu, umat Muslim kerap dicurigai dan menganggap patriotisme mereka masih diragukan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebuah jajak pendapat tahun 2007 yang diambil oleh Issues Deliberation Australia (IDA) menemukan bahwa warga Australia pada dasarnya melihat Islam sebagai ancaman terhadap cara hidup penduduk mereka.*