Hidayatullah.com— Biro perencanaan sosial Belanda, SCP, menyebutkan bahwa satu dari sepuluh anak Belanda hidup dalam kemiskinan. Jumlah mereka mencapai 311.000 orang, lapor Radio Nederland (16/05/2012).
Namun menurut SCP, kemiskinan anak Belanda zaman seratus tahun silam berbeda dengan zaman sekarang.
Pada masa kini, tidak bisa masuk menjadi anggota klub olahraga disebut miskin. Orangtua tidak mampu membelikan telepon seluler pintar atau pakaian bermerek juga disebut miskin.
Namun, bukan berarti mereka yang tidak berpakaian bermerek atau menenteng ponsel pintar berarti miskin. Dan kenyataannya, sekarang ini banyak anak-anak yang justru senang mengenakan pakaian jins sobek-sobek.
Jumlah anak miskin di Belanda 100 tahun lalu jumlahnya lebih banyak dibanding sekarang.
Wajah kemiskinan itu dapat dilihat dalam foto di kawasan pemukiman De jordaan di Amsterdam tahun 1906.
Terlihat pula potret kemiskinan anak Belanda dalam gambar tahun 1917 yang diambil di lingkungan Yahudi. Dalam foto itu terlihat seorang anak sedang tidur di tempat tidur dalam lemari yang terletak di sebuah ruangan yang dipergunakan sebagai ruang tamu, sekaligus ruang tidur dan dapur.
Potret anak miskin Belanda zaman dahulu juga tercermin dalam foto yang dibuat di pemukiman jipsi (1926), serta foto-foto lain yang dibuat sebelum tahun 1948 yang tersimpan dalam arsip.*