Hidayatullah.com—Banyaknya pelajar Indonesia dan Malaysia yang belajar ke Iran menjadi perhatian Prof. Dr. Mohd Kamal Hassan, mantan rektor UIAM (Univeritas Antar Bangsa Malaysia/IIUM).
Menurutnya, banyaknya para pelajar melanjutkan studi di Iran, yang nota bene dikenal sebagai Negara Syiah terbesar di dunia, menjadi perhatian mendapat pemerintah Malaysia, juga Indonesia.
“Ini menjadi perhatian serius pemerintah Malaysia. Setahu saya juga pemerintah Indonesia, “ ujar profesor, kuliyyah usuluddin dan perbandingan agama di IIUM ini, saat menerima rombongan anggota Dewan Syuro Hidayatullah yang berkunjung ke tempatnya di Kuala Lumpur untuk bersilaturrahmi belum lama ini.
Bagaimanapun, menurut prosor Kalam, masalah ini tidak bisa dicegah, karena semua orang punya hak untuk pergi dan kuliah di mana saja.
Hanya saja, gejala ini akan menjadi masalah serius di masa depan, karena dikhawatirkan akan melahirkan potensi konflik di tengah kaum Muslim Asia di masa depan.
“Menjadi potensi konflik, karena salah satu ajaran Syiah adalah menghina dan menistakan sebagian sahabat yang dimuliakan kaum Sunni,” ujarnya.
Menurutnya, munculnya fenomena Syiah di dunia Arab tidak lepas dari politik luar negeri Iran. Di mana Syiah menjadi kekuatan baru untuk mengimbangi dominasi Sunni di Timur Tengah.
Karena itu, profesor Kamal mengajak berbagai organisasi massa dan perguruan tinggi Islam memperkuat studi-studi pemikiran keislaman di tiap Negara.
“Kita harus memperkuatnya, agar tidak banyak generasi muda terpengaruh.”
Dalam acara silaturahmi ini, Hidayatullah meminta agak ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization) yang kini berada di bawah International Islamic University Malaysia (IIUM/UIAM) terus melakukan kajian, khususnya kajian simpang jalan antara Sunni dan Syiah yang telah melahirkan konflik-konflik berdarah di berbagai belahan dunia.
Menurut Hidayatullah, kajian perbedaan Sunni dan Syiah sudah banyak, tetapi sejarah ‘simpang jalan’ antara Syiah dan Sunni belum lengkap.
“Kajian ini diperlukan agar bisa memberi sumbangan besar pada peradaban
besar Islam di masa depan, “ ujar Hamim Tohari, yang ikut dalam rombongan tersebut.
Usai berdiskusi, profesor Kamal mengajak rombongan Hidayatullah berkeliling kampus ISTAC di Sungai Gombak, termasuk melihat-lihat manuskrip yang tersimpat di perpustakaan kampus yang pernah ikut didirikan oleh Prof Dr Syed Naquib al-Attas ini.*