Hidayatullah.com—Banyaknya orang asing yang bepergian ke Suriah untuk ikut ambil bagian dalam perang sipil di negara itu menimbulkan masalah tersendiri bagi negara-negara di Eropa, termasuk Turki.
“Eropa membiarkan mereka pergi dari negara-negaranya ke Turki, kemudian meminta Turki untuk mencegah mereka pergi ke Suriah,” kata Menteri Perdagangan dan Pabean Turki Hayati Yazici dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Euronews akhir April lalu dikutip Hurriyet (6/5/2014).
“Mengapa kalian [Eropa] membiarkan orang-orang itu pergi? Jika kalian tahu mereka akan pergi menuju Suriah, maka seharusnya sejak awal kalian melarang mereka bepergian,” kata Yazici.
“Warga negara kami tidak memberitahu kami bahwa mereka akan pergi dan berperang ke Suriah,” kata Yazici mengutip perkataan seorang duta besar Eropa kepada dirinya.
“Seringkali mereka pergi ke negara lain di Eropa sebelum memasuki Turki untuk kemudian pergi ke Suriah,” kata Yazici.
Sementara itu seorang diplomat Turki menceritakan, “Dalam satu kasus di Prancis, ibu dari seorang pemuda datang ke bandara untuk meminta agar Turkish Airlines menghentikan putranya yang naik salah satu pesawat maskapai itu menuju Turki. Dia mengatakan putranya akan pergi ke Suriah. Tetapi Turkish Airlines tidak punya wewenang untuk mencegahnya. Mereka [pihak maskapai, red] memberitahu polisi Prancis. Tetapi setelah melalui proses interogasi pemuda itu dibebaskan.”
Pada kasus lain, pihak berwenang Jerman memberitahukan sejawat mereka di Turki bahwa mereka mengetahui adanya dua truk di sebuah kota dekat perbatasan Jerman yang membawa persenjataan untuk dikirim ke Suriah. “Kami tentu saja mencegatnya di Turki. Tetapi mengapa truk-truk itu tidak dicegat saat masih berada di wilayah Eropa?” kata diplomat Turki itu mengeluhkan pihak Eropa yang tidak mengambil tindakan. “Pada dasarnya kami memiliki masalah yang sama, di mana lebih dari 30 juta turis datang ke Turki setiap tahunnya dan kami berupaya sebaik mungkin untuk memeriksa mereka secara teliti,” imbuhnya.
Sebagian pejabat Eropa menuding pemerintah Turki menutup mata perihal banyaknya warga Eropa yang pergi ke Suriah melalui negaranya yang berbatasan langsung dengan Suriah.
Para pejabat Turki menolak tudingan Eropa yag menuduh mereka tutup mata atas permasalahan itu.
Menurut para pejabat di Ankara, lebih dari 4.000 warga negara Eropa yang diduga sebagai anggota kelompok garis keras Islam telah dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh pemerintah Turki, yang artinya mereka dilarang memasuki wilayah Turki. Sementara 500 orang yang diduga ‘jihadis’ telah dideportasi keluar Turki.*