Hidayatullah.com–Presiden Palestina dukungan Amerika dan Israel, Mahmud Abbas kemarin mengizinkan agar kubur bekas pemimpinnya, Yasir Arafat digali kembali guna memungkinkan penelitian atas jenazahnya dilakukan.
Sebelum ini, sebuah laboratorium di Swiss menyatakan telah menemukan bahan radioaktif polonium dalam barang milik mantan pemimpin Palestina itu.
Abbas dalam satu pernyataan mengatakan, ia siap untuk memberikan kerjasama dalam melakukan tes selanjutnya jika keluarga Arafat memberikan persetujuan masalah ini.
“Otoritas Palestina selalu siap untuk memberikan kerjasama untuk menyediakan segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengungkapkan penyebab kematian Arafat,” katanya.
Temuan tersebut memicu kembali spekulasi mengenai penyebab kematian Arafat yang meninggal pada 11 November 2005 ketika berumur 75 tahun di sebuah rumah sakit militer di luar Paris.
Dokter Prancis ketika itu berkata, Arafat tewas akibat pendarahan berat di otak setelah ia jatuh di rumahnya di Tepi Barat.
Menurut catatan medis Prancis, Arafat mengalami radang usus, penyakit kuning dan penyakit darah disebut disseminated intravascular coagulation (DIC).
Seperti diketahui, penyelidikan selama sembilan bulan yang dilakukan oleh Al Jazeera menemukan banyak bukti di barang-barang Arafat; seperti pakaian, sikat gigi, bahkan kaffiyeh khas nya mengandung racun polonium dan zat radioaktif tingkat tinggi.
Para ilmuwan di Institut de Radiophysique di Lausanne, Swiss, yang mempelajari barang-barang pribadi Arafat, mengatakan bahwa tulang-tulangnya bisa menunjukkan lebih banyak bukti yang meyakinkan bahwa ia diracun.
“Tidak ada alasan politik atau agama yang mencegah meneliti masalah ini,” kata Abu Rudeinah, dari otoritas Palestina. “Termasuk penggalian tubuh Arafat oleh otoritas medis dan ilmiah yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya,” tambahnya.
Sementara itu, Tunisia, hari Kamis (05/07/2012), menyerukan kepada Liga Arab agar segera mengadakan pertemuan penting untuk membahas dokumen yang menyebutkan bahwa kematian pemimpin Palestina, Yasir Arafat, akibat diracun.
Permintaan ini mendapat sambutan positif dari Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Mansouri, seperti disampaikannya kepada radio Suara Palestina. “Pemerintahan di Ramallah mendukung inisiatif Tunisia.”
“Kami juga meminta Komite Investigasi Internasional untuk membentuk badan serupa yang pernah dibentuk untuk menyelidiki kematian (Perdana Menteri Libanon) Rafiq Hariri sehingga kami dapat memecahkan banyak masalah atas sejumlah pertanyaan yang tak terjawab,” kata dia.
Ketidakpastian mengenai penyebab kematian Arafat menyebabkan dunia Arab menuduh Zionis-Israel mendalangi kejadian itu.*