Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat membicarakan masalah etnis Rohingnya dengan Presiden Myanmar Thein Sein saat keduanya bertemu di Istana kepresidenan Myanmar di Nay Pyi Taw, Selasa.
“Presiden secara khusus singgung Rohingya, dan menyampaikan dorongan dan anjuran agar Myanmar untuk melanjutkan rekonsiliasi etnis terkait,” katanya dikutip Antara, Rabu (24/03/2013).
Menurut Marty, Indonesia siap mendukung rekonsialisasi ini, Presiden bahkan mengajak BUMN ikut serta dalam rekonsiliasi itu melalui investasi di kawasan rawan konflik tersebut.
Marty menambahkan, kedua presiden juga bertukar pandangan soal penyelesaian masalah komunal. Presiden Yudhoyono menyampaikan dukungannya kepada Myanmar serta mengapresiasi pembangunan ekonomi dan kemajuan demokrasi di negara itu.
Presiden Myanmar lalu mengundang Indonesia untuk berinvestasi di negaranja.
Dalam Forum Newsmaker Thomson Reuters di Singapura, Selasa pagi, Yuhdoyono mengatakan Indonesia terus mendukung Myanmar mendorong demokratisasi.
“Di tengah-tengah situasi yang sulit itulah dunia skeptis, komunikasi saya dengan Myanmar dianggap tidak ada gunanya, saya terus melaksanakan. Alhamdulillah, Myanmar akhirnya berubah seperti sekarang ini dan para pemimpin dunia berdatangan sekarang ke Myanmar karena Myanmar sudah berubah,” kata Yudhoyono.
Presiden menilai embargo ekonomi terus menerus kepada Myanmar tidak akan berdampak positif kepada demokratisasi dan stabilitas kawasan.
“Kalau embargo terus ada, tidak bagus untuk ASEAN, karena Myanmar anggota ASEAN,” katanya.
Selain itu, pemerintah Indonesia dan Myanmar bahkan menandatangani tiga nota kesepahaman yang dilaksanakan saat kunjungan kenegaraan SBY.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani di Istana Kepresidenan di Ibu Kota Myanmar, Nay Pyi Taw, Selasa (23/04/2013), dan disaksikan langsung oleh Presiden Yudhoyono dan koleganya Presiden Thein Sein.*