Hidayatullah.com—Swiss telah selesai melakukan referendum guna mendengar suara rakyat akan kebijakan pemerintah untuk memperketat aturan suaka, di tengah-tengah tingginya permintaan suaka orang asing di negara mungil itu.
Jajak pendapat rakyat yang ditutup Ahad siang (9/6/2013) waktu setempat menunjukkan, hasil awal sembilan dari 23 wilayah administratif di Swiss menerima perubahan peraturan suaka oleh pemerintah bulan September tahun lalu itu.
Sebelumnya pada akhir bulan Mei kemarin, sebuah jajak pendapat menyebutkan 57 persen rakyat Swiss setuju pengetatan peraturan suaka di negara itu.
Perubahan itu antara lain tidak lagi memasukkan anggota militer yang disersi sebagai salah satu kelompok yang boleh menerima suaka dari Swiss.
Tahun lalu, Swiss kebanjiran pencari suaka dari kalangan militer asal Eritrea. Di negara Afrika itu rezimnya memberlakukan wajib militer tanpa batasan kepada seluruh pria dan wanita dengan bayaran rendah.
Perubahan ketentuan suaka itu juga mengubah apa yang menjadi ciri khas negara-negara Eropa, di mana orang bisa mencari suaka hanya dengan mengunjungi kantor perwakilan diplomatik di negara asalnya, tanpa harus ke Swiss. Namun perubahan yang diberlakukan sejak September tahun lalu itu, mengharuskan pencari suaka mendatangi langsung negara Swiss untuk mencari perlindungan. Para penentang kebijakan ini menyebut ketentuan itu sebagai “tidak manusiawi.”
Menteri Kehakiman Swiss Simonetta Sommaruga bersikukuh mengatakan bahwa perubahan itu diperlukan dan pihaknya telah secara signifikan mempercepat proses aplikasi suaka.
“Membiarkan orang dan keluarganya dalam jangka waktu lama dalam ketidakpastian adalah hal yang tidak dapat diterima,” kata menteri wanita itu belum lama ini dikutip Al-Jazeera.
Saat ini Swiss sedang menangani 48.000 orang pencari suaka, termasuk 28.631 orang di antaranya datang pada tahun 2012.
Peningkatan jumlah orang pencari suaka terakhir ini didorong oleh adanya peristiwa “Arab Spring”, yang mencapai angka tertinggi sejak perang di kawasan Balkan tahun 1999, di mana 48.000 orang mencari suaka di Swiss.*