Hidayatullah.com–Sedikitnya lima orang meninggal dalam sebuah bentrokan di Kairo di tengah protes oleh pendukung kelompok Al Ikhwan al Muslimun Mesir, pasca vonis hukuman mati terhadap 529 anggota Al Ikwan al Muslimun.
Sebelumnya, ratusan pendukung Ikhwanul Muslimin turun jalan dalam sebuah protes tersebar di seluruh Mesir hari Jumat (28/03/2014) kemarin.
Dalam laman website-nya, koran Al Dustour mengatakan, salah satu wartawannya, Mayada Ashraf ikut menjadi korban.
Kantor berita milik pemerintah MENA mengutip seorang pejabat kementerian dalam negeri yang tidak disebutkan namanya mengatakan lima warga tewas dan menyalahkan pendukung Ikhwan dalam bentrokan tersebut.
Sementara itu Partai Keadilan dan Kebebasan, salah satu sayap politik Ikhwan menerbitkan sebuah pernyataan di halaman Facebook -nya dan menyalahkan pasukan keamanan atas kematian sang wartawan.
Sebelumnya, pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati untuk 529 pendukung presiden terguling Mohammad Mursy dan anggota al Ikhwan al Muslimun. Vonis hukuman mati itu disampaikan dalam sidang kedua yang digelar di kota Minya, Senin (24/03/2014), di sebelah selatan Kairo.
Putusan Pengadilan Mesir hari Senin tersebut dinilai sebagai kasus tercepat, dengan hukuman mati terbesar dalam sejarah peradilan Mesir. Tak urung berbagai kecaman datang dari berbagai belahan dunia. Termasuk Amerika dan PBB.
Mursy, adalah presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, yang kemudian digulingkan oleh pihak militer pada 3 Juli 2013 dalam sebuah gerakan yang dipicu kerusuhan yang semakin meluas dan membelah masyarakat negara itu.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan paling sedikit 1.400 orang trerbunuh dalam kekerasan di seluruh Mesir sejak saat itu, sementara ribuan lainnya ditangkap dan dipenjara.*