Hidayatullah.com–LSM-LSM Malaysia seminggu ini sibuk meluncurkan kampanye boikot selama sebulan terhadap tiga perusahaan raksasa Amerika dan Inggris sebagai reaksi keras mereka terhadap perang yang terus-menerus Israel lancarkan di Jalur Gaza.
“Peraturannya adalah, para pemboikot dilarang melakukan vandalisme, melukai perasaan, atau melakukan hal-hal yang akan menjadi bumerang,” kata Abdullah Zaik Abd Rahman, kepala eksekutif kelompok Pro-Palestina Aman Palestin yang mempelopori kampanye, kepada The Malay Mail online Ahad lalu.
“Jangan melakukan hal-hal yang membuat pihak-pihak lain bisa menggunakannya untuk memperolok kampanye kita,” tambahnya.
Kampanye selama sebulan yang disebut “Bulan Kemarahan Umat” diluncurkan Ahad kemarin oleh sejumlah LSM Malaysia.
Boikot damai itu dilancarkan untuk memboikot waralaba makanan cepat saji McDonald, grup kedai kopi Starbucks, dan bank milik Inggris HSBC.

Dengan mengutip dukungan perusahaan-perusahan yang pro Israel itu, kampanye itu juga menyebut minuman ringan merek Coca-cola dan perusahaan multinasional dari Swiss Nestlé sebagai perusahaan-perusahaan lain yang diboikot umat Islam.
Menurut kampanye itu, merek-merek itu diboikot karena mereka diduga “memberikan dukungan kepada Zionis Israel”.
Dengan menolak setiap kekerasan terhadap perusahaan-perusahaan itu, Abdullah mengatakan protes massa dilakukan di luar restoran-restoran atau outlet-outlet dengan membawa poster-poster dan berusaha meyakinkan para pelanggan dengan cara-cara yang pantas untuk meningkatkan kesadaran mereka.
Pada acara peluncuran kampanye yang dihadiri ratusan pendukung Muslim itu terlihat beberapa bendera yang dipasang untuk mengingatkan McDonald, Coca-cola dan HSBC.
Pesan-pesan di bendera-bendera itu menggambarkan setiap satu potong kentang goreng McDonald melambangkan satu peluru untuk tentara Israel, sementara setiap tetes Coca-cola sama dengan satu tetes darah warga Palestina yang jatuh ke tanah.*