Hidayatullah.com–Sebuah pertemuan gabungan parlemen di Pakistan akan digelar sementara Perdana Menteri Nawaz Sharif mencari dukungan untuk menghadapi kelompok demonstran yang menuntut pengunduran dirinya.
Bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran memasuki hari ketiga pada Senin (1/9/2014) di ibukota Islamabad.
Tentara membantah sangkaan yang menyebutnya mendukung kelompok-kelompok anti-pemerintah dan menegaskan bahwa mereka “apolitik”.
Perdana Menteri Nawaz Sharif yang terpilih tahun lalu mengatakan bertekad melindungi demokrasi dan tidak akan mundur.
Tokoh agama dari kelompok oposisi Tahir ul-Qadri bersikeras Sharif harus mundur untuk menghadapi gugatan kasus pembunuhan dan penyelidikan terorisme.
Qadri didukung seorang tokoh oposisi lain, Imran Khan, yang menilai pemilihan Juni 2013 dicurangi.
BBC melaporkan hari Senin malam polisi dikerahkan di ibukota Islamabad ketika pemerintah melakukan kembali negosiasi dengan Qadri dan Khan.
Perdana Menteri Nawaz Sharif yang menang pemilihan dengan dukungan mayoritas itu bertekad tidak akan membiarkan mandat dari rakyat dibajak lewat intimidasi.
Partainya Sharif, Liga Muslim Pakistan merupakan partai politik terbesar di negaranya. Pemerintahan Pakistan saat ini yang dipimpin Sharif sebagai perdana menteri merupakan pemerintahan pilihan rakyat dengan dukungan jumlah suara pemilih yang sangat besar. Pemerintahan Sharif ini juga merupakan pemerintahan sipil pertama di Pakistan, yang selama ini selalu dipimpin petinggi militer. Namun kelompok oposisi yang minoritas berupaya menjegalnya.
Ribuan demonstran yang digerakkan kelompok oposisi pemerintah hari Senin bergerak menuju kantor pusat pemerintahan Pakistan dan rumah kediaman perdana menteri. Sebagian dari mereka membawa pentungan serta melemparkan bebatuan. Polisi huru-hara dikerahkan ke lokasi dan akibat massa yang brutal sebagian dari mereka mengalami luka-luka.
Akibat bentrokan massa oposisi dengan aparat, tiga orang sudah dikabarkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Sementara itu tentara pada hari Senin kemarin mengeluarkan pernyataan penegasan bahwa institusinya tidak mendukung baik Khan maupun Qadri. Militer membantah klaim Javed Hashmi –seorang politisi senior di partainya Khan, PTI– yang mengatakan bahwa Khan kepada tokoh-tokoh senior di partainya menyampaikan bahwa tentara dan dinas intelijen siap menbantu Khan dan Qadri menggulingkan pemerintah.*