Hidayatullah.com–Politisi dan media di Jerman hari Senin (8/9/2014) ramai menyeru agar aparat menindak keras kelompok Muslim yang turun ke jalan dan menyebut diri mereka sendiri sebagai “polisi syariah”.
“Tidak ada toleransi untuk Salafy” tulis koran harian Die Welt setelah beberapa orang laki-laki mengenakan rompi berwarna oranye bertuliskan “Shariah Police” berkeliling melakukan “patroli” di kota Wuppertal, lansir AFP.
Sebuah rekaman video yang beredar di internet menunjukkan sosok Sven Lau, seorang warga Jerman yang masuk Islam dan mengklaim sebagai orang yang memunculkan ide patroli polisi syariah itu.
Lau dan kelompoknya berkeliling kota mengimbau orang-orang yang pergi ke klub malam agar tidak minum minuman keras dan mendengarkan musik. Mereka juga mengimbau agar pengguna video game tidak bermain demi mendapatkan uang alias judi.
Berasarkan hukum yang berlaku di Jerman saat ini, “polisi syariah” semacam itu bisa dijerat dengan pasal mengganggu ketertiban umum.
Polisi mengatakan patroli itu berlangsung pekan lalu dan mendorong warga agar melapor ke polisi jika melihat ada perilaku yang mencurigakan terkait aktivitas Salafy.
Sejauh ini belum ada yang ditangkap, tetapi para politisi memperingatkan bahwa orang-orang tersebut bisa ditindak tegas jika melanjutkan aktivitasnya itu.
“Kami tidak akan mentoleransi tindakan ilegal yang menyamai hukum,” kata Menteri Kehakiman Heiko Mass.
“Hukum Syariah tidak bisa ditoleransi di tanah Jerman,” kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere kepada koran Bild edisi Sabtu.
Dalam tulisan opininya di Bild edisi Senin Jochim Herrmann, menteri urusan dalam negeri negara bagian Bavaria, menyebut polisi syariah itu sebagai “serangan langsung oleh Salafy terhadap hukum negara kita.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Stephan Mayer, dari partai CSU di Bavaria aliansi politik Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam komentarnya di Tagesspiegel edisi Ahad mengatakan mempromosikan hukum syariah yang ketat di negara Jerman bisa dikenai hukuman.
Volker Kauder, pimpinan para politisi konservatif pendukung Merkel di parlemen, berpendapat hanya polisi yang berwenang menegakkan ketertiban umum di masyarakat. Oleh karenanya “penjaga nilai-nilai Islam” seperti itu perlu dilarang, katanya kepada Welt am Sonntag.*