Hidayatullah.com–Ethiopia hari Kamis (11/9/2014) merayakan tahun baru 2007, berdasarkan sistem penanggalam unik yang dimilikinya yang mencerminkan perpaduan antara agama dan fenomena alam.
Kalender Ethiopia merupakan kalender kuno yang mempergunakan perhitungan bulan, matahari serta menggunakan ilmu astrologi.
Henok Yared, penulis “Behre Hasab” sebuah buku yang menjelaskan asal mula kalender Ethiopia, mengatakan kepada kantor berita Anadolu, “Empat musim juga menjadi basis dari pembuatan kalender Ethiopia.”
Kalender itu memiliki 13 bulan dan lima hari dalam satu pekan, meskipun pada setiap empat tahun harinya menjadi 6.
Tahun Baru Ethiopia jatuh ketika matahari mulai bisa dirasakan setelah tiga bulan berturut-turut hujan turun di sebagian besar wilayah negeri itu.
Saat Tahun Baru tiba, warga Ethiopia berbondong-bondong membeli domba hidup, ayam jago, mentega dan gula serta barang lainnya.
Domba muda dan ayam jago biasanya menurut tradisi disembelih di rumah.
Sebagian keluarga mengumpulkan uang urunan membeli kerbau dan membagi dagingnya di antara mereka.
Alazar Samuel, seorang artis ternamadi Ethiopia, melihat Tahun Baru Ethiopia sebagai sebuah potret kehidupan nyata dan juga drama. Disebutnya sebagai kehidupan nyata sebab satu hari ditambahkan ke dalam “sungai kehidupan”, sedangkan dramanya tampak pada beragam tradisi masyarakat seperti ritual penyembelihan hewan, berkumpul bersama, membuat api unggun dan lain-lain, kata Samuel kepada Anadolu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Emebet Tesfaye, seorang ahlistatistik, menyambut Tahun Baru dengan suka cita dan semangat baru. “Tetapi, Tahun Baru kami sangat mahal,” kata wanita itu kepada Anadolu yang mengatakan tahun ini perayaannya bersamaan dengan awal tahun ajaran baru di sekolah-sekolah. “harga-harga jadi naik sekarang,” imbuhnya.*