Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat Barack Obama hari Rabu (12/11/2014) membatah tuding yang mengatakan bahwa Amerika Serikat berada di balik unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong yang telah melumpuhkan pusat bisnis dunia itu selama 6 pekan.
Dilansir Associated Press, dalam konferensi pers di Beijing Obama mengatakan kepada wartawan bahwa Washington tidak memiliki keinginan untuk terlibat dalam pertikaian antara pengunjuk rasa dengan otoritas Hong Kong tentang prosedur pemilihan pimpinan eksekutif di wilayah otonomi China itu.
“Masalah ini sepenuhnya berada di tangan rakyat Hong Kong dan rakyat China untuk memutuskannya,” kata Obama.
Meskipun demikian, Obama mengatakan bahwa Amerika Serikat mendukug hak rakyat untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas.
Pemilu di Hong Kong harus jujur dan transparan dan mencerminkan pendapat rakyat di sana, kata Obama.
Kepala Eksekutif Hing Kong Leung Chun-ying dan kelompok penentang unjuk rasa mengatakan bahwa ada kekuatan asing yang memberikan dukungan materi untuk menyulut dan melangsungkan aksi protes besar-besaran di wilayah khusus China itu.
Pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong menduduki jalan-ajalan dan distrik-distrik penting sejak 28 September. Mereka menuntut agar kepala eksekutif, yang menjadi kepala wilayah Hong Kong, mulai 2017 dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Namun, pemerintah pusat di Beijing bersikukuh menetapkan bahwa sebuah panel yang terdiri dari beberapa pejabat elit yang harus menyaring calon pemimpin wilayah Hong Kong.*