Hidayatullah.com—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa majalah mingguan Nokta akan membayar akibat dari tindakannya, yang memajang foto rekayasa dirinya sedang ber-selfie dengan latar belakang peti jenazah serdadu Turki.
“Ini tidak bisa disebut sebagai kebebasan pers. Selama hidup saya tidak pernah selfie. Sebagian orang bisa begitu. Terlebih lagi, saya bukan seseorang yang bodoh tak beradab yang akan memunggungi peti jenazah seorang martir. Namun, mereka yang membuat sampul majalah ini adalah orang yang bodoh tak beradab dan tercela. Mereka sangat tahu tentang karekater saya dan itu mengapa saya akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mereka akan membayar akibat perbuatannya ini,” kata Erdogan hari Rabu malam (16/9/2015) seperti dikutip Today’s Zaman.
Pernyataan Erdogan itu diungkapkan beberapa hari setelah polisi menggerebek kantor majalah Nokta dengan tuduhan “propaganda teror” dan “menghina Erdogan” melalui sampul majalah edisi terbarunya.
Redaktur Pelaksana Nokta Murat Capan ditahan pada hari Senin lalu, senyusul penggerebekan oleh unit antiteror Kepolisian Istanbul. Capan kemudian dikeluarkan dari tahanan pada hari yang sama.
Pemimpin Redaksi Nokta Cevheri Guven mengatakan bahwa akses ke website noktadergesi.com.tr telah diblokir oleh pihak berwenang di Turki pada hari Rabu.
Sebagian pihak tidak menyetujui kebijakan militer Erdogan, di mana beberapa pekan terakhir lebih dari 100 prajurit Turki tewas akibat pertempuran dengan kelompok separatis dari etnis Kurdi.
Kurdi merupakan salah satu etnis penduduk Turki. Sebagian dari warga Kurdi -bersama dengan saudara mereka di wilayah utara Iraq- menuntut kemerdekaan karena menilai selama ini wilayah Kurdi yang kaya sumber minyak dieksploitasi besar-besaran tanpa memberikan kemakmuran kepada suku mereka.
Di Turki, meskipun ada partai politik pro-Kurdi yang diakui pemerintah, namun sejumlah organisasi orang-orang Kurdi lainnya dinyatakan sebagai organisasi terlarang.*