Hidayatullah.com—Tim penyelidik yang dibentuk pemerintah hari Rabu (21/10/2015) mengatakan bahwa pembunuhan seorang Muslim bernama Muhammad Akhlaq oleh warga India bukanlah tindakan spontan melainkan sudah direncanakan terlebih dahulu, yang ikut dipicu oleh pengelola kuil setempat.
Akhlaq dibantai oleh warga Hindu di desa Bisara bulan lalu, setelah sebelumnya berkembang kabar burung yang mengatakan dia memakan daging sapi, hewan yang dianggap suci umat Hindu.
Investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional untuk Minoritas menemukan bukti-bukti bahwa pembunuhan itu telah direncanakan sebelumnya.
Dalam laporannya, Komisi mengatakan bahwa orang-orang kampung yang melakukan pembunuhan itu “berkumpul beberapa menit sebelumnya menyusul pengumuman dari pengeras suara kuil setempat, ketika kebanyakan warga mengaku sudah terlelap.”
Tiga orang anggota tim penyelidik tersebut berkesimpulan bahwa “keseluruhan peristiwa itu merupakan hasil dari sebuah perencanaan, yang mana sebuah tempat suci seperti kuil dipergunakan untuk mengerahkan orang-orang dari suatu komunitas agar menyerang sebuah keluarga yang tak berdaya,” lapor Deutsche Welle.
Pihak-pihak berwenang di India dikecam setelah peristiwa pembunuhan Akhlaq, karena dianggap tidak melakukan upaya yang cukup untuk menangkap para pelaku pembunuhan.
Kejadian itu juga menyoroti meningkatnya intoleransi di India di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, yang merupakan seorang nasionalis Hindu terkemuka di negeri itu.
Awal bulan Oktober ini, seorang warganegara Australia diancam oleh sekelompok pria di sebuah restoran di kota Bangalor, karena dia memiliki tato yang bergambar seorang dewi Hindu.
Pemerintah garis keras pimpinan PM Modi telah memerintahkan diperketatnya larangan penyembelihan sapi, dan sejumlah negara bagian di India telah mengeluarkan larangan mengkonsumsi daging sapi.*