Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Bahrain dalam wawancara terbaru dengan televisi Al-Arabiya mengklaim pejabat Iran telah menyampaikan statemen provokatif mengenai kedaulatan negaranya.
Syeikh Khalid bin Ahmad Al Khalifa hari Kamis (31/03/2016) mengungkapkan, di tengah berbagai peristiwa yang terjadi di kawasan, bagaimanapun Iran adalah negara tetangga, dan kami harus hidup rukun dan bekerja sama dengan mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya News Channel dan Al Arabiya English, Kamis (31/03/2016) Menteri Bahrain Luar Negeri Syeikh Khalid bin Ahmed Al Khalifa berbicara tentang inisiatif Iran untuk berdialog dengan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) tetapi memperingatkan bahwa Iran harus mengubah nya asing perilaku kebijakan dengan wilayah sebelum pembicaraan yang berarti dapat berlangsung.
Khalid bin Ahmed Al Khalifa mengatakan Iran perlu banyak mengubah perilaku regional sebelum dialog yang bermakna.
Meskipun bukti-bukti terdokumentasi gangguan Iran dengan Teluk, terutama Bahrain, kata menteri luar negeri “Iran akan tetap tetangganya meskipun ada pergeseran perkembangan”.
Selama wawancara di Bahrain ibukota Manama, ia juga berbicara tentang keputusan baru-baru Bahrain untuk mendeportasi beberapa warga Lebanon (Libanon) yang memikiki hubungan dengan milisi Syiah Hizbullah, kelompok dilabeli “organisasi teroris” oleh GCC dan Liga Arab.
Baca:
“Kami ingin mengirim pesan ke Iran dan semua pengikutnya di kawasan bahwa kami serius dalam menghadapi tantangan. Pesan itu juga termasuk bahwa kami tidak akan ragu-ragu dalam membela negara dan kepentingan kami di wilayah ini dan masalah ini sangat penting,” ujarnya.
Terkait mengapa Bahrain melabeli Hizbullah sebagai organisasi teroris, Khalifah menjelaskan, Lebanon (Libanon) bukan hal baru untuk negaranya bahkan punya ikatan sejarah panjang. Hanya saja, saat ini Iran sedang membajaaknya.
“Lebanon, pada satu titik dalam sejarah, adalah pusat budaya dari kawasan Arab. Tapi sekarang, bahwa masyarakat dan budaya berpikiran terbuka sedang dibajak oleh beberapa hubungan di negara Iran,” ujarnya.*