Hidayatullah.com–Aksi yang diselenggarakan oleh UAMC, sebuah Asosiasi Islam lokal, pada Sabtu (26/11/2016) dilaporkan berjalan damai, menurut pihak kepolisian kepada harian Prancis Le Parisien, seperti dikutip Express.co.uk
Di tahun 2015, Rémi Muzeau, Wali Kota sayap kiri Clichy-sous-Bois, daerah pinggiran Timur Laut dari Paris, menolak memperbarui status sewa masjid.
Muzeau mengambil keputusan untuk mengubah tempat ibadah menjadi perpustakaan modern berteknologi tinggi, memicu ketidakpuasan di kalangan umat Islam setempat, yang mengklaim bahwa gedung baru yang disediakan untuk mereka supaya pindah dari masjid tersebut “kecil”.
Hamid Kazed, Ketua UAMC, mengatakan: “Kami tidak menentang apapun terhadap Pak Muzeau dan begitu juga (pada perencanaan) perpustakaan yang baru. Tapi ada 20,000 Muslim di Clichy-sous-Bois, dan mereka membutuhkan tempat untuk beribadah. Kami butuh masjid besar yang cukup untuk semua jama’ah.”
Mr Kazed juga mengklaim bahwa mantan Wali Kota Clichy-sous-Bois, Sosialis Gilles Catoire, mengatakan kepada petinggi UAMC pada 2013 bahwa mereka akan mampu membeli gedung serba guna begitu waktu sewa mereka telah berakhir.
Namun janji Catoire tak kunjung terpenuhi, justru, penggantinya memilih untuk menutup masjid dan mengusir penyewa Muslim.
Meski demikian, Muzeau, menawarkan bangunan lokal lainnya untuk diubah menjadi masjid: sebuah gedung yang menurut UAMC, “kurang pantas, terlalu jauh, dan terlalu kecil”.
Kazed juga mengatakan kepada Le Parisien bahwa Wali Kota Clichy-sous-Bois telah “memutuskan pembicaraan dengan para wakil dari pihak komunitas Muslim” dan menolak tawaran “rencana alternatif”.
Ia mengatakan: “Ruang shalat baru berukuran 400 meter persegi, tetapi ruangan yang sedang kami tempati sekarang seluas 1.000 meter persegi – itu terlalu kecil!” Lebih dari 3.000 jamaah datang ke masjid Estienne-d’Orves setiap hari – tidak akan ada cukup ruang untuk semua orang.”
Kami sudah meminta dibangunkan masjid sendiri selama lebih dari 30 tahun. Mantan wali kota berjanji untuk membantu kami menemukan satu tempat. Kami juga dengan senang hati mau membelinya, namun para pejabat daerah perlu untuk membantu kami menemukan sebuah bangunan yang mampu kami bayar, dan yang sesuai dengan kebutuhan kami. Lain kali kami akan memilih siapa saja yang berjanji untuk membangunkan kami masjid! ”
Seorang Muslim berusia 50 tahun mengatakan kepada Le Parisien:
“Tidak ada yang bisa datang ke masjid yang baru. Letaknya terlalu jauh dan bahkan tidak dekat dengan stasiun kereta atau bis.”
Terkait hal itu, Muzeau membantah tuduhan terhadap dirinya, dan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa masjid baru “memiliki parkir sendiri, cukup besar, dan cukup dekat dengan jalur transportasi”.
Pada awal bulan ini, Dewan Negara, pengadilan administratif tertinggi Prancis, memutuskan bahwa pejabat Clichy-sous-Bois dapat mengubah masjid menjadi perpustakaan, dan bahwa walikota Sosialis bisa memajukan proyek tersebut dengan penggusuran.
Tapi Moundji Maoui, pengacara UAMC, memperebutkan putusan Mahkamah Agung, dan keputusan akhir tentang permohonannya akan diumumkan pada akhir pekan ini.*/Karina Chaffinch