Hidayatullah.com—Pihak berwenang di Brazil memberhentikan sementara 33 pejabat pemerintah di tengah-tengah tuduhan bahwa beberapa perusahaan pengolahan daging terbesar di negara itu mengekspor daging sapi dan produk unggas busuk selama bertahun-tahun.
Tiga pabrik pemrosesan daging juga ditutup dan 21 lainnya sedang dalam pengawasan melekat, lapor BBC Sabtu (18/3/2017).
Kebanyakan daging yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tertuduh dijual ke Eropa dan berbagai belahan dunia lainnya.
Brazil adalah eksportir daging terbesar di dunia.
Menteri Pertanian Blairo Maggi hari Senin ini (20/3/2017) dijadwalkan bertemu dengan para duta besar negara asing guna menyakinkan mereka bahwa pihaknya berusaha mengatasi masalah itu dan untuk mencegah agar Brazil tidak dikenai sanksi berupa larangan ekspor daging.
Operation Weak Flesh diluncurkan hari Jumat pagi (17/3/2017) di enam negara bagian Brazil, menyusul dua tahun investigasi.
Polisi federal telah melakukan penggeledahan di 194 lokasi, mengerahkan lebih dari 1.000 personel.
Para penyidik menuding sejumlah manajer menyuap inspektor-inspektor kesehatan dan politisi-politisi agar mendapat sertifikat dari pemerintah untuk produk-produk mereka.
Penyidik menuding lebih dari 30 perusahaan melanggar aturan kesehatan. Di antara mereka adalah JBS, eksportir daging sapi terbesar di dunia, dan BRF yang merupakan produsen produk unggas terbesar di dunia.
Kepolisian federal Brazil mengatakan memiliki bukti-bukti sedikitnya 40 kasus.
“Mereka menggunakan zat asam dan bahan-bahan kimia lainnya untuk menutupi kondisi tertentu produknya. Dalam sejumlah kasus menggunakan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker, red),” kata polisi.
Di lain kasus, kentang, air dan bahkan kertas karton atau kardus dicampur dengan daging ayam untuk mendongkrak laba.
JBS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah matuhi regulasi standar kualitas dan sanitasi yang sangat ketat.
JBS mengakui adanya penggeledahan itu, tetapi mengatakan bahwa tidak ada jajaran petingginya yang menjadi target operasi kepolisian.
BRF mengaku bekerja sama dengan pihak penyidik, dan membantah melakukan pelanggaran regulasi.
Pihak kejaksaan mengatakan uang suap diberikan ke dua partai dari pemerintahan koalisi, yaitu PP dan partainya Presiden Brazil Michel Temer, PMDB.
Saham JBS dan BRF melorot 10% dan 8% di bursa saham Sao Paolo menyusul pengumuman itu.
JBS mendulang pendapatan bersih $55 miliar. Produk dagingnya dijual ke sekitar 150 negara.*