Hidayatullah.com–Hakam Manbruri (35) dan Mungafiroh Islamiah (35) pasangan suami-isteri (pasutri) yang bersepeda tandem melintasi tujuh negara telah kembali ke Tanah Air dengan selamat pada Rabu sore, 14 Februari 2018.
Sebelum bertolak ke Tanah Air pasutri ini berkesempatan menunaikan ibadah umrah sebanyak 5 kali dan berziarah ke Madinah Al-Munawarah, kutip laman media Saudi, saudigazette.
Selain itu, menjelang kepulangan mereka memenuhi undangan KJRI Jeddah dan melakukan wawancara dengan harian Saudi Gazette yang kemudian diterbitkan pada Jumat, Jumat 16 Desember 2018.
”Sepeda mengajarkan orang bagaimana dengan lancar menavigasi melalui pasang surut dalam kehidupan. Untuk naik ke atas mereka perlu bekerja lebih keras dan saat turun mereka harus menjaga segala sesuatu terkendali. Filosofi ini juga bisa diterapkan untuk menghadapi tantangan hidup,” katanya, yang dikutip dari Saudi Gazette, Jumat (16/2/2018).
Di banyak negara, mereka mendapatkan visa yang dikeluarkan secara online dan rata-rata waktu tunggunya adalah satu bulan. Sepanjang perjalanan mereka, pasangan tersebut menggunakan perlengkapan tenda untuk beristirahat, memasak makanan sendiri dan minum air minum dengan menggunakan saringan.

Setiap saat sebelum pindah dari tempat pemberhentian, mereka rutin memeriksa sepedanya dan mengganti ban dan rantai jika perlu dengan bantuan penduduk setempat.
Hakam mengaku tidak memiliki masalah dengan makan makanan dari budaya yang berbeda. Sang istri juga berjuang untuk beradaptasi di beberapa tempat, meski kehilangan berat bada 5 kilogram di salah satu negara yang mereka lewati.
Pasutri ini memulai petualangan berjuluk Holy Journey pada 16 Desember 2016 dari Malang Jawa Timur. Negara kedua yang dilintasi adalah Malaysia kemudian meneruskan perjalanan ke Thailand, Myanmar, India, Yordania, Mesir dan berakhir di Arab Saudi.
Baca: Muslim Rusia Bersepeda ke Makkah untuk Menunaikan Haji
Mereka memutuskan mengakhiri petuangan bersepeda sampai di Mesir dan melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi dengan pesawat karena selain visanya umrah dan menemukan kesulitan bersepeda ke negara itu, juga karena sang isteri dinyatakan hamil 5 bulan.
Pengembaraan melintasi berbagai negara mereka lakukan adalah untuk menyebarkan misi Muslim For Peace.
“Kami membawa brosur dalam berbagai bahasa dan menerangkan kepada orang-orang yang saya temui di perjalanan, apa itu Islam, bahwa Islam itu damai. Terutama para tokoh-tokoh lintas agama,” tutur Hakam.
Hikam juga bercerita bahwa Indonesia negara yang damai dengan penduduknya yang mayoritas Muslim hidup rukun dengan pemeluk agama lain dan alamnya yang kaya raya dan indah.*