Hidayatullah.com—Dunia marah menanggapi pernyataan Perdana Menteri rezim teroris Israel, Benjamin Netanyahu yang memuji tindakan pasukannya yang menembak mati rakyat Palestina, saat “Aksi Kembali ke Palestina yang Terjajah” yang popular disebut ‘Great March of Return’.
Sebelumnya, pada hari Jumat (30/03/2018), tentara penjajah Israel telah menembak warga Palestina saat mereka mengadakan aksi demonstrasi di lima lokasi di Perbatasan Gaza-Israel, menyebabkan sekitar 16 orang gugur, sementara diperkirakan 1.500 lainnya cedera.
Persatuan Ulama Muslim Dunia (IUMS) melakukan protes terhadap tindakan brutal rezim penjajah dengan mengajak dunia memberi dukungan dan solidaritas kepada warga Palestina yang ingin kembali ke tanah air mereka.
Baca: Gerakan ‘Kembali ke Palestina’ yang Terjajah telah Dimulai
Dalam sebuah pernyataan dari markas IUMS di Doha, Qatar, lembaga ini mengatakan, harapan pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka setelah ditinggalkan pada 1948 telah sesuai dengan hukum.
“IUMS mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh rezim teroris Israel terhadap warga Palestina,” ujarnya.
Normalisasi dengan Israel tidak dapat mengikis hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka setelah adanya blokade ujarnya.
Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengutuk kekejaman rezim Israel atas serangan tidak manusiawi terhadap warga Palestina.
“Rejim Israel harus menghentikan tindakan kekerasan dan kekejaman segera yang akan menyebabkan ketegangan meningkat di kawasan itu,” katanya di Istanbul.
Baca: Kali Pertama Wanita-Wanita Palestina Ini Kembali ke Desa Mereka Setelah 80 Tahun
Turki juga mendesak komunitas internasional untuk memenuhi kewajibannya untuk mencegah agresi rezim teroris Israel.
Pemimpin Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn menggambarkan tindakan rezim Israel itu mengerikan dan tidak manusiawi.
“Pemerintah Inggris harus berbicara menentang terorisme dan segera mencari solusi untuk perdamaian dan keadilan,” katanya dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Qatar dan Kuwait juga mengutuk penggunaan kekerasan rezim Zionis dan menembak orang-orang Palestina yang tidak bersenjata.*