Hidayatullah.com–Para pemimpin di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-29 Liga Arab yang berlangsung di gedung King Abdulaziz International Cultural Center, Dhahran, Dammam, Arab Saud telah gagal mendiskusikan serangan AS yang terjadi karena penggunaan senjata kimia di Suriah.
KTT itu diselenggarakan di Arab Saudi pada Ahad, sehari setelah serangan terkoordinasi oleh AS, Inggris dan Prancis di tiga target yang diduga terkait dengan produksi senjata kimia di Suriah.
Menurut seorang juru bicara KTT, para pemimpin berada di sana untuk mendiskusikan konflik Suriah namun tidak mendiskusikan serangan yang menarget beberapa tempat dekat Damaskus dan provinsi Hamas.
Para pemimpin Arab mendesak penyelidikan internasional sembari mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah, Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pada para wartawan setelah KTT.
Arab Saudi, Bahrain dan Qatar sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan dukungan atas aksi itu sementara Mesir, Iraq dan Libanon menyampaikan keprihatinan.
Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang pemerintahannya menyangkal menggunakan atau memiliki persenjataan kimia, tidak menghadiri KTT setelah negaranya ditangguhkan dari Liga Arab pada 2011.
Baca: Bahas Iran dan Suriah, Raja Salman Pimpin KTT Liga Arab
Analis politik senior Aljazeera, Marwan Bishara, mengatakan bahwa “aneh” kalau serangan yang baru-baru ini di Suriah tidak berada dalam agenda KTT.
“Itu tidak bisa lebih aneh,” katnaya. “Itulah yang kamu sebut pertemuan tak berdasar.”
Langkah Trump “tidak berlaku dan tidak sah”
Dalam pernyataan penutup mereka pada Ahad, para pemimpin Arab menolah keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerusalem (Baitul Maqdis) sebagai ibu kota Israel dan menyebutnya “tidak berlaku dan tidak sah”.
Menyimpang dari kebijakan AS pada tahun-tahun sebelumnya, Trump juga mengumumkan bahwa kedutaan AS akan dipindah ke Jerusalem, menyebabkan kecaman internasional dan memicu demonstrasi di seluruh dunia.
Menanggapi langkah itu, Arab Saudi menamakan KTT tahun ini “Quds Summit”.
“Kami menegaskan bahwa Jerusalem Timur merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tanah Palestina,” Raja Salman dikutip Aljazeera.
Status Jerusalem, yang merupakan rumah bagi situs-situs suci dan memiliki arti khusus bagi Muslim, Kristen dan Yahudi, telah lama menjadi topik yang sensitif dan salah satu dari masalah utama konflik Palestina-Israel.
“Washington mengatakan pihaknya telah menyingkirkan file Jerusalem dari meja negosiasi,” kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
“Ini melanggar hukum internasional dan merupakan sebuah contoh yang kami anggap sebagai kemunduran besar.”
Blokade Qatar tidak didiskusikan
KTT itu merupakan pertemuan pemimpin Arab pertama sejak perselisihan diplomatik besar antara Qatar dan beberapa tetangga Teluknya.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain – semua anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) – dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha sejak 5 Juni, 2017, dan menjatuhkan embargo darat, laut dan udara, karena menuduhnya mendukung”terorisme”. Qatar telah berulangkali menyangkal tuduhan itu.
Al-Jubeir, Menlu Saudi, mengatakan Qatar tidak dalam agenda karena “itu bukanlah masalah besar”.
“Itu bukanlah masalah besar,” katanya. “Itu merupakan masalah yang sangat, sangat kecil.”
Sementara emir Qatar tidak menghadiri KTT, perwakilan negara Liga Arab hadir di pertemuan tersebut.*/Nashirul Haq AR