Hidayatullah.com–Menteri pertahanan Malaysia menyatakan bahwa pemerintahan baru negara akan menarik tentaranya dari Arab Saudi.
Dalam pernyataan yang diungkapkan pada media lokal, Mohammed Sabu mengatakan pada Rabu bahwa mempertahankan kehadiran militer di kerajaan beresiko menyeret Malaysia ke dalam konflik regional.
Sabu menekankan bahwa tentara Malaysia tidak ambil bagian dalam operasi militer yang berlangsung di Yaman, merujuk pada intervensi koalisi Saudi di negara tetangganya.
“Malaysia telah selalu mempertahankan keneltralannya. Tidak pernah memburu kebijakan asing yang agresif,” Sabu mengatakan pada Kantor Berita Nasional Malaysia.
Keputusan tersebut dibuat minggu lalu, kata Sabu, menambahkan bahwa pembicaraan dengan kementrian luar negeri untuk menentukan waktu kembalinya pasukan akan segera dimulai.
Arab Saudi, bersama dengan beberapa negara Arab lain, melancarkan kampanye militer pada 2015 untuk mendukung pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, yang bertujuan merebut kembali kemajuan yang dibuat oleh pemberontak Syiah Houthi setelah mereka menguasai hampir seluruh negara itu pada 2014.
Baca: 41 Anggota Aliansi Militer Negara Muslim Bertemu Bahas Terorisme
Sejak itu banyak negara telah menarik pasukan mereka dari koalisi dukungan Amerika Serikat (AS), dengan hanya menyisakan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang terus melancarkan serangan di Yaman.
Pada awal minggu ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan koalisi Saudi bertanggungjawab atas lebih dari setengah kematian anak-anak dan luka-luka di Yaman pada tahun lalu.
Belum jelas berapa banyak tentara Malaysia yang saat ini ditempatkan di Arab Saudi. Pada 2015, mantan Perdana Menteri Najib Razak mengirim tentara ke negara Teluk itu untuk memfasilitasi evakuasi warga negara Malaysia di Yaman.*/Nashirul Haq AR