Hidayatullah.com–National Geographic mengakui bahwa pihaknya “terlalu melebih-lebihkan” ketika mengklaim bahwa seekor beruang kutub yang terlihat kelaparan sedang sekarat karena pemanasan global.
Majalah dan Jaringan televisi satelit yang menyiarkan kehidupan satwa liar itu pada Desember 2017 mempublikasikan sebuah video beruang kutub yang kelaparan disertai tulisan berbunyi: “Seperti inilah perubahan iklim,” mengklaim bahwa beruang kutub itu sekarat karena pemanasan global.
Sementara video tersebut diperkirakan telah dilihat 2,5 miliar kali – sebuah perkiraan yang dibuat sendiri oleh sang fotografer – para ahli berulangkali menyampaikan keraguan mereka mengenai narasi pemanasan global itu dan mengkritik National Geographic karena mencari pujian dengan memanipulasi para pembaca, tulis dailymail belum lama ini.
Para ahli mengatakan hewan mungkin menderita sakit, berumur tua atau terluka karena tidak ada bukti yang berhubungan antara kondisi hewan itu dengan perubahan iklim.
Beberapa kritik mengatakan penerbit memanipulasi para pembacanya dengan bermain ke dalam kesadaran mereka, menghubungkan hewan yang sakit dan sekarat dengan klaim tanpa data ilmiah apapun yang mendukung klaim tersebut.
Beberapa lainnya mengatakan National Geographic memangsa ketakutan orang-orang tentang pemanasan global, serta menyuntikkan keputusasaan ke dalam hati orang-orang yang sensitif.
Setelah tekanan yang semakin meningkat, National Geographic akhirnya mengakui telah berbohong kepada para pembacanya pada Kamis setelah mempublikasikan sebuah artikel berjudul “Starving-Polar-Bear Photographer Recalls What Went Wrong.”
Catatan editor di bagian atas artikel itu berbunyi: “National Geographic terlalu berlebihan dalam menggambarkan hubungan definitif antara perubahan iklim dan seekor beruang kutub kelaparan dalam pembukaan video Desember 2017 kami tentang hewan.”
Catatan editor mengakui bahwa jaringan televisi National Geographic tidak memiliki bukti apapun tentang hubungan antara perubahan iklim dan beruang kutub dengan mengatakan: “tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti mengapa beruang ini berada di ambang kematian.”
Sejak publikasi, foto-foto beruang kelaparan itu telah secara luas digunakan sebagai argumen melawan para penyangkal dan orang yang ragu terhadap perubahan iklim.
Cristina Mittermeier, fotografer tersebut, menempatkan sebagian besar kesalahan pada National Geographic dengan mengatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh penerbitlah yang menyebabkan ini terjadi.
National Geographic sejak itu mengubah judul video tersebut yang sekarang berbunyi: “Seperti inilah beruang kutub yang kelaparan.” */Nashirul Haq AR