Hidayatullah.com—Lebih dari setengah juta orang pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan di kota London guna menuntut digelarnya referendum Brexit kedua untuk memberikan hak kepada rakyat untuk memutuskan menerima atau tidak kesepakatan Brexit yang dibuat Inggris dengan Uni Eropa.
Dilansir Euronews, penyelenggara unjuk rasa dari The People’s Vote memperkirakan lebih dari 700.000 orang berpartisipasi dalam aksi di ibukota hari Sabtu (20/10/2018) itu.
“Ini menjadikannya demonstrasi kedua terbesar abad ini setelah sekitar 1 juta orang berunjuk rasa menentang Perang Iraq pada tahun 2003,” kata People’s Vote.
Unjuk rasa dilakukan di tengah-tengah semakin besarnya tekanan terhadap Perdana Menteri Theresa May yang sedang menegosiasikan kesepakatan dengan Uni Eropa menjelang keluarnya Inggris dari blok kerja sama ekonomi terbesar itu pada 29 Maret tahun depan.
Wali Kota London Sadiq Khan mendatangani lokasi unjuk rasa. Dia berkata, “Banyak anak muda yang turun ke jalan hari ini tidak didengar suaranya dua tahun lalu. Banyak orang yang turun ke jalan hari ini diberi janji-janji yang belum dipenuhi. Yang penting sekarang adalah kita mengetahui apa saja hasil negosiasi itu. Mereka harus melihatnya.”
Hingga saat ini Inggris belum mencapai kesepakatan apapun dengan Uni Eropa, baik tentang seperti apa hubungan dagang di antara mereka setelah Brexit maupun soal perbatasan dengan Irlandia.
PM May sudah menegaskan tidak akan ada referendum kedua sementara pemerintahannya masih terus bernegosiasi dengan Brussels (markas besar UE) sejak beberapa bulan silam.
Pada referendum tahun 2016, sebanyak 52% suara memilih Inggris keluar dari UE. Meskipun demikian, banyak orang khawatir negara mereka tidak dapat lepas dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa suara rakyat yang ingin Inggris tetap menjadi anggota UE. Walaupun demikian, suara rakyat pendukung Brexit masih lebih banyak.*