Hidayatullah.com—Pemerintah Kanada sedang mengkaji ulang kehadiran misi diplomatiknya di Kuba, kata para pejabat hari Kamis (29/11/2018), setelah seorang lagi stafnya mengalami gangguan kesehatan misterius mirip seperti yang dialami sejumlah diplomat tahun lalu.
Para diplomat Kanada dan Amerika Serikat di Havana pertama kali mengeluhkan pusing, sakit kepala dan mual pada musim semi tahun 2017. Amerika Serikat mengurangi staf kedutaannya di Kuba dari 50 lebih menjadi paling banyak 18 orang, setelah lebih dari dua puluh personelnya mengalami sakit tidak biasa.
Seorang diplomat Kanada lainnya menunjukkan gejala serupa pada musim panas, kata pejabat pemerintah dalam keterangan singkat lewat telepon. Hasil tes mengkonfirmasi orang tersebut mengalami masalah kesehatan yang sama seperti dialami puluhan staf kedutaan Kanada lain, para isteri serta anak-anak mereka, lapor Reuters.
Penyebat sakit tersebut masih belum diketahui. Pada bulan April, Ottawa memerintahkan keluarga para diplomat Kanada meninggalkan Kuba.
Pekan depan, pejabat-pejabat Kanada akan mengunjungi Kuba guna mengkaji ulang kehadiran misi diplomatik mereka di negara pulau yang dikuasai pemerintah Komunis itu.
“Kami melihat semua opsi,” kata salah seorang pejabat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Pejabat-pejabat Kuba membantah terlibat atau mengetahui apa di belakang insiden-insiden itu. Laporan NBC News bulan September mengatakan bahwa para pejabat Amerika Serikat meyakini gangguan kesehatan itu disebabkan oleh senjata elektromagnetik canggih.
Gejalanya antara lain kehilangan kemampuan mendengar, tinnitus, vertigo, sakit kepala, letih, pola yang mirip dialami oleh penderita “luka otak ringan,” kata pejabat dari Departemen Luar Negeri AS.*