Hidayatullah.com–Seorang pria yang mengikuti misa hari Selasa (11/12/2018) di sebuah katedral di Brazil tiba-tiba melepaskan tembakan ke arah jemaat yang hadir, sebelum akhirnya bunuh diri.
Insiden terjadi di Katedral Metropolitan di Campinas, sebuah kota berjarak sekitar 100 kilometer arah utara dari Sao Paulo.
Polisi mengidentifikasinya sebagai pria berusia 49 tahun bernama Euler Fernando Gandolfo, yang bekerja sebagai analis sistem dan tidak miliki catatan kriminal.
Kepala Kepolisan Campinas Jose Henrique Ventura mengatakan bahwa rekaman kamera pengawas menunjukkan Gandolfo memasuki katedral dan duduk di antara jemaat –kebanyakan manula– yang sedang mengikuti misa siang hari.
“Saya tiba-tiba melihat seorang pria berdiri, mengambil posisi di depan sepasang jemaat dan menembak mereka dari jarak dekat. Saya berlari cepat ke luar dan dia terus menembak, banyak tembakan,” kata Pedro Rodrigues, seorang pensiunan berusia 66 tahun.
“Saya ketakutan,” kata seorang saksi lainnya, Alexandre Moraes, di saluran tv GloboNews seperti dilansir The Guardian.
Polisi yang berada di bagian teras luar bergegas masuk ketika mendengar suara tembakan, kata Ventura dalam konferensi pers.
Pelaku penembakan berlari ke arah altar sambil melepaskan tembakan ke arah polisi dan dia terkena tembakan di bagian sisi badannya. Pria itu lantas jatuh ke lantai dan menembak kepalanya sendiri, kata Ventura. Gandolfo ketika tewas membawa dua pistol dan 28 peluru sisa di dalamnya.
Empat orang yang terluka dilarikan ke rumah sakit, tetapi kondisi mereka tidak kritis.
Polisi belum mengetahui motif penembakan tersebut.
Walaupun angka pembunuhan tahunan di Brazil merupakan yang tertinggi di dunia, tetapi kasus penembakan massal semacam itu termasuk jarang terjadi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meningkatnya kekerasan dengan senjata di Brazil membantu politisi kanan-jauh Jair Bolsonaro naik ke kursi kepresidenan. Dalam pemilu Oktober lalu, Bolsonaro berjanji kepada rakyat akan menindak tegas korupsi, kelompok pengedar narkoba dan mengenyahkan kriminalitas di jalan-jalan di Brazil.
Bolsonaro, yang akan menduduki kursi presiden mulai 1 Januari 2019, berencana akan melonggarkan peraturan kepemilikan senjata, dengan harapan warga Brazil dapat membela diri ketika menghadapi pelaku kejahatan.
Namun, para pengkritiknya menilai rencana Bolosaro itu justru akan menambah angka pembunuhan.*