Hidayatullah.com– Tukang ojek juga butuh asupan spiritual, termasuk tukang ojek berbasis aplikasi atau biasa dikenal dengan sebutan ojol. Di sela-sela mencari nafkah, para pengojek ini menyempatkan diri untuk mempelajari ayat suci Al-Qur’an.
Gayung bersambut. Mereka pun mengikuti sebuah program yang disebut Ojek Online Mengaji.
Program ini merupakan gagasan dari salah seorang anggota El-Mahalli (Mahasiswa Hidayatullah di LIPIA), Chairy, yang kesehariannya bekerja sampingan sebagai driver ojol di sela-sela aktivitas utamanya sebagai mahasiswa di LIPIA.
“Iya, dalam perjalanannya, ane mendapati bahwa banyak driver ojol yang punya kemauan kuat untuk belajar Al-Qur’an, namun kesulitan mencari tempat dan pengajar yang pas dan sesuai dengan profesi mereka,” ujar Chairy, dalam sambutannya pada acara perdana program ojol mengaji di kantor The Jayakarta House, di Jl H Samali, Pasar Minggu, Jaksel, Kamis (05/09/2019).
“Awalnya dari sana. Beberapa dari mereka meminta tolong ke ane untuk membantu mencari program yang tepat,” tambah Chairy.
Kemudian, keinginan para ojol itu disampaikan Chairy kepada sejumlah aktivis, yaitu Ryan Abu Haq dan Suwito Fatah, serta Ketua dan Sekretaris DPD Hidayatullah Jaksel.
Gayung bersambut, gagasan tersebut direspons dengan cepat oleh DPD yang kemudian menginisiasi program ini.
DPD pun menugaskan salah seorang alumnus LIPIA, Amin Insani, sebagai penanggung jawab dan Chairy sebagai koordinator pendaftaran ojol yang ingin bergabung mengikuti program itu.
Dalam pertemuan pertama ini, Kamis, dibahas bersama mengenai kesiapan serta komitmen para ojol dan keluangan waktu mereka. Nantinya, akan diatur jadwal pembelajaran Al-Qur’an bagi para ojol.
“Alhamdulillah, saya bersyukur sekali ada program ini sehingga saya bisa belajar mengaji di sela-sela kerjaan,” ujar Dede Suryana pada pertemuan pertama tersebut.
Dede salah satu dari sekian ojol yang terdaftar sebagai peserta pada program Ojol Mengaji yang diinisiasi oleh The Jayakarta House di bawah naungan DPD Hidayatullah Jakarta Selatan.
Kesehariannya dalam mencari rejeki sebagai ojol, tidaklah menyurutkan semangatnya untuk mempelajari Al-Qur’an. Hingga kemudian, ia terdorong untuk mendaftarkan diri pada program ini.
Pada pertemuan perdana ini, hadir sebagai pengarah dan pemateri, penanggung jawab program dan juga Ketua Departemen Dakwah dan Tarbiyah DPD tersebut, yaitu Amin Insani.
Dalam sambutannya, Amin menegaskan, mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban bagi setiap Muslim, terlepas dari apapun latar belakang pekerjaannya.
Ia menekankan betapa pentingnya belajar Al-Qur’an sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak.
“Cita-cita kita semua itu kan masuk surga. Tujuan kita akhirat. Dunia ini kayak jembatan ada ujungnya, artinya kita semua akan mati. Syukur-syukur dengan kita belajar Al-Qur’an kita semua bisa bertemu di surga melalui wasilah ini,” jelasnya.
“The Jayakarta House siap memfasilitasi tempat bagi pembelajaran Al-Qur’an tersebut dan menyediakan sumber daya pengajar Al-Qur’an yang kompeten dari dai-dai,” tambah Ryan ketika dimintai keterangan hidayatullah.com.
Selanjutnya, Ryan sebagai Ketua DPD Jaksel itu berharap program ini dapat menjadi program unggulan The Jayakarta House pada bidang dakwah. Manfaatnya pun dapat secara efektif dirasakan oleh mereka yang memang membutuhkan sentuhan dakwah dalam padatnya aktivitas kerja keseharian di belantara metropolitan ibu kota Jakarta dan sekitarnya.* Azim Arrasyid