Hidayatullah.com– Bangladesh dituduh mencegah ratusan anak-anak Rohingya mendapat akses pendidikan.
Masalah ini diungkapkan dari laporan terbaru Human Rights Watch (HRW) berjudul, “Are We Not Human?’: Denial of Education for Rohingya Refugee Children in Bangladesh”, mengklaim Dhaka melanggar hak 400.000 pengungsi yang melarikan diri dari Myanmar dan tinggal di kamp yang ramai di Cox’s Bazaar.
“Komunitas internasional perlu bertindak dan mendesak warga Bangladesh dan Myanmar untuk mengubah kebijakan mereka,” kata Co-Director HRW, Bill Van Esveld dalam laporan setebal 81 halaman.
Laporan itu juga mengungkap tindakan Dhaka untuk melarang anak-anak Rohingya bersekolah di luar kamp-kamp pengungsian mereka atau mengikuti ujian sambil melarang lembaga-lembaga PBB dan kelompok-kelompok bantuan asing memberikan pendidikan akreditasi formal.
Sementara itu, Ketua repatriasi pengungsi Rohingya, Mahbub Alam Talukder membantah laporan itu dan menjelaskan bahwa ada 4.000 pusat pembelajaran di kamp-kamp itu.
“Pengungsi Rohingya perlu kembali ke Myanmar. Mereka bukan orang-orang kami dan tidak boleh menggunakan kurikulum nasional,” katanya.*