Hidayatullah.com—Jack Dorsey, CEO dari Twitter dan Squre, mengumumkan bahwa dia akan mendonasikan $10 juta untuk pengadaan komputer dan internet di sekolah-sekolah umum di Oakland, kota di negara adidaya Amerika Serikat di mana setengah dari pelajarnya tidak memiliki akses ke keduanya.
Dorsey mengumumkan hal itu setelah Wali Kota Oakland Libby Schaaf mengunggah video ke Twitter tentang satu dari 25.000 pelajar yang tidak memiliki akses ke teknologi itu. “Setiap siswa berhak memiliki kemampuan untuk belajar dari rumah,” cuit Schaaf, seperti dilansir The Guardian Sabtu (16/5/2020).
Para pejabat kota itu mengatakan dana tersebut akan sangat membantu memenuhi kebutuhan 50.000 pelajar di sekolah-sekolah umum di Oakland.
David Silver, direktur pendidikan kota itu, mengatakan donasi Dorsey datang tepat pada waktunya.
Sekitar dua bulan lalu, ketika wabah coronavirus menyebabkan lembaga pendidikan ditutup, sekolah-sekolah di Oakland membagikan sekitar 20.000 Chromebook, kata Silver. Namun, karena gawai itu harus dikembalikan setelah sekolah dibuka kembali, maka akan ada siswa yang tetap tidak memiliki perangkat teknologi itu.
“Pemberian dari Jack memungkinkan kami meletakkan gawai di tangan setiap anak di Oakland. Dan karena bantuan itu datangnya sekarang, kami dapat memesan komputer, membersihkannya, dan ketika anak-anak kembali ke bangku sekolah pada musim gugur, mereka sudah siap,” kata Silver.
Pekan ini Wali Kota Schaaf meluncurkan program yang diberi nama Oakland Undivided, yang bertujuan mengumpulkan donasi $12,5 juta guna menutup kesenjangan digital di kota itu secara permanen. Dengan adanya donasi dari Dorsey tersebut, ditambah sejumlah uang yang sudah terkumpul sebelumnya, program itu sekarang kurang $700.000 dari target.
Meskipun demikian kata Silver, program penggalangan donasi akan terus digulirkan. Pasalnya, perangkat bisa rusak, sebagian bahkan hilang. Menutup kesenjangan digital selamanya itu berarti diperlukan dana sekitar $4 juta setahun, setiap tahun, mulai musim panas mendatang.
Dua pekan lagi anak-anak akan kembali bersekolah. Hampir 1.400 pelajar di Oakland masih membutuhkan gawai dan sekitar 3.400 pelajar tidak memiliki akses internet, lapor situs berita lokal Berkeleyside. Pelajar yang masih offline kesulitan mengakses konten-konten pendidikan dan tidak tersambung dengan guru mereka.
Hampir tiga perempat pelajar di Oakland layak mendapatkan makan siang gratis atau separuh harga, yang artinya di kota itu tampak kemiskinan yang nyata. Tidak hanya itu, menurut data pemerintah setempat, sepertiga dari seluruh pelajar di sana sampai sekarang masih perlu belajar berbahasa Inggris.*